Euro Melemah terhadap Dollar; ECB Masih Pertahankan Suku Bunga Rendah

Pada perdagangan hari ini mata uang euro tampak cenderung mengalami penurunan terhadap dollar AS (4/4). Mata uang ini melemah karena dollar berada dalam kondisi yang sedang menguat terhadap rival-rivalnya. Para pelaku pasar memprediksi bahwa NFP di AS akan menunjukkan pertumbuhan paling besar dalam 10 bulan belakangan.

Dollar memang sedang bergerak menguat terhadap yen dan berpotensi untuk kembali membukukan peningkatan mingguan untuk tiga minggu berturut-turut. Pasar menantikan rilis data Non-Farm Payrolls dan tingkat pengangguran di Amerika Serikat yang akan diumumkan nanti malam. Data NFP diperkirakan akan menunjukkan kenaikan sebesar 199K di bulan Maret lalu, lebih besar dibandingkan dengan kenaikan di bulan Februari yang berada di level 175K. Sementara itu tingkat pengangguran juga tampaknya akan mengalami penurunan menjadi 6.6 persen dan level 6.7 persen di bulan Februari.

Sementara itu Presiden ECB Mario Draghi juga menyatakan bahwa bank sentral Eropa siap untuk mengambil langkah untuk menghindari kawasan euro jatuh ke dalam kondisi deflasi. Kemarin euro melemah setelah ECB memutuskan untuk mempertahankan suku bunga masih di level paling rendah sepanjang sejarah.

Hari ini euro terpantau berada pada posisi 1.3764 dollar AS. Posisi mata uang dari 18 negara di Eropa ini mengalami pelemahan sedikit dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan dini hari tadi yang ada di level 1.3768 dollar.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar mata uang euro pada perdagangan hari ini cenderung mengalami penurunan lanjutan meskipun akan terbatas. Mata uang ini diperkirakan bakal mengalami pergerakan pada kisaran 1.3730 – 1.3800 dollar.

Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN                       

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*