Euro Masih Tertekan Akibat Lesunya Sektor Jasa dan Manufaktur Eropa

Euro Masih Tertekan Akibat Lesunya Sektor Jasa dan Manufaktur Eropa

Nilai tukar mata uang euro terpantau cenderung masih mengalami penurunan terhadap dollar AS pada perdagangan Jumat hari ini (21/2). Mata uang dari 18 negara di Eropa ini melempem di tengah menguatnya dollar AS karena para investor memperkirakan bahwa Fed akan melanjutkan program taperingnya dengan kembali menurunkan pembelian obligasi pada rapat FOMC selanjutnya.

Data ekonomi yang kurang baik tidak menjadikan para investor berubah pendapat mengenai potensi kembali dilakukannya tapering. Tadi malam indeks aktivitas bisnis di Philadelphia secara tidak terduga mengalami penurunan untuk bulan Februari ini. Sementara itu klaim pengangguran mingguan juga mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari estimasi.

Data ekonomi kawasan euro yang kurang baik juga menjadi faktor penting yang mendesak pergerakan euro tersebut. Kemarin dirilis data aktivitas sektor jasa dan manufaktur Eropa yang keduanya menunjukkan penurunan sehingga mendorong turun mata uang euro.

Hari ini euro terpantau berada pada posisi 1.3716 dollar AS. Posisi mata uang ini mengalami penurunan tipis dibandingkan dengan posisi penutupan yang berada di level 1.3718 dollar dini hari tadi. Kemarin poundsterling sempat turun tajam ke level 1.3686 dollar, terendah sejak tanggal 14 Februari lalu.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar euro terhadap dollar AS hari ini akan cenderung melanjutkan pelemahannya. Mata uang ini diperkirakan akan bergerak pada kisaran 1.3680 – 1.3745 dollar.

Ika Akbarwati/ Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research                                                                   

Editor: Jul Allens                                


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*