Euro Lanjutkan Penurunan terhadap Dollar, Kembali Incar Level Terendah Sejak Februari

Pada perdagangan hari ini mata uang euro tampak melanjutkan penurunannya terhadap dollar AS (22/5). Euro melemah untuk tiga hari berturut-turut di tengah spekulasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari bank sentral Eropa.

Dollar AS sedang dalam pola menguat terhadap rival-rivalnya setelah dirilis catatan rapat Fed yang berlangsung tanggal 29-30 April lalu. Dalam catatan tersebut terungkap bahwa para petinggi Fed sudah mulai mempertimbangkan cara-cara untuk menaikkan suku bunga sementara bank sentral terus mengurangi stimulus ekonominya. Ini adalah kali pertama Fed membahas kemungkinan suku bunga acuan akan dinaikkan.

Euro terpantau berada di level 1.3671 dollar hari ini. Mata uang tunggal dari 18 negara di Eropa tersebut membukukan penurunan dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan dini hari tadi yang ada di level 1.3686 dollar AS. Kemarin euro sempat mengalami penurunan tajam hingga ke level 1.3634 dollar AS yang merupakan posisi paling rendah sejak tanggal 13 Februari 2014.

Mata uang euro mengalami pergerakan yang melemah disebabkan oleh kemungkinan ECB akan menggelontorkan stimulus moneter tambahan di bulan Juni. Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan mata uang euro terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami pelemahan lanjutan meskipun terbatas. Mata uang ini akan mengalami pergerakan pada kisaran 1.3640 – 1.3710 dollar AS.

 

Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN 
Editor: Jul Allens
Foto: Wikipedia


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*