Esia Rugi Besar, Saham Semakin Tidak Diminati

Operator Telekomunikasi Esia PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) bukukan kerugian di tahun 2013 lalu. Emiten anak usaha dari Grup Bakrie tersebut bukukan rugi bersih senilai Rp 2,64 triliun. angka tersebut masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kerugian di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 3,13 triliun. namun pembengkakan utang di tahun 2013 lalu menggerus struktur modal perseroan.

Kondisi buruk ini tercermin dari nilai ekuitas perseroan di akhir tahun 2013 yang mencapai negatif Rp 1 triliun. total nilai kewajiban di tahun 2013 lalu mengalami pembengkakan hingga sebesar Rp 10,13 triliun padahal di tahun sebelumnya nilai liabilitas tercatat sebesar Rp 7,41 triliun.

Nilai beban di tahun lalu menurun menjadi Rp 2,06 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,86 triliun. namun penurunan beban juga disebabkan karena penurunan pendapatan usaha menjadi Rp 2,07 triliun menjadi Rp 2,36 triliun. dapat dibayangkan di tahun 2013 lalu, margin laba kotor perseroan tidak mampu mencapai 1%. Kemudian kondisi semakin diperparah dengan menyusutnya nilai aset menjadi Rp 466,13 miliar atau menurun sebesar 39,38% dari nilai aset di tahun 2012.

Buruknya kondisi operator esia ini membuat sahamnya semakin tidak dilirik oleh investor. Bahkan sejak april 2013 lalu BTEL sudah tidak di perdagangkan dengan harga Rp 50 per lembar saham atau kisaran harga terendah di bursa. Dengan kondisi keuangan yang belum dapat di perbaiki, saham BTEL nampaknya masih belum akan mengalami pergerakan. Kondisi pasar esia yang semakin tenggelam juga semakin menimbulkan keraguan bagi investor untuk menanamkan modalnya pada anak usaha Grup Bakrie ini. 

 

Adam Nugroho/Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*