Eropa Jajaki Investasi Energi Terbaharukan di Indonesia

shadow

EU - TCF - RI - PLTSA Bantar GebangFINANCEROLL – Sampah bisa menjadi sumber energi terbaharukan setelah melalui pengelolaan khusus. Jakarta dan sekitarnya dengan jumlah sampah mencapai 65 ribu ton per hari menyimpan potensi tersebut untuk lebih dioptimalkan.

Sekitar 40 perwakilan perusahaan dari Eropa yang bergerak dalam bidang energi terbaharukan khususnya pengelolaan sampah menjadi sumber energy listrik pada hari Senin (19/05) melakukan kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi. Mereka tergabung dalam sebuah konsorsium yang didukung oleh Uni Eropa dan GOPA Consultant yang disebut Trade Coooperation Facility (TCF). Menurut Ketua TCF, Gregory Elm, bahwa tujuan konsorsium ini adalah untuk menciptakan iklim perdagangan dan investasi yang sehat serta membangun perekonomian yang berkelanjutan.

Sebagai bagian dari pelaksanan program kerja TCF adalah meluncurkan program “Pekan Sampah untuk Energi” pada 19-23 Mei. Delegasi Uni Eropa (UE) untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN, serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan Pekan Sampah untuk Energi (Waste to Energy – WtE) di Jakarta. WtE adalah bagian dari program EU-Indonesia Trade Cooperation Facility (TCF) yang merupakan program berjangka empat setengah tahun mulai 2013 hingga 2016. Pekan Sampah untuk Energi ini menghadirkan lebih dari 38 perwakilan pemerintah daerah dan 30 perwakilan lembaga keuangan, investasi, dan teknologi guna mendiskusikan dan memantapkan langkah konkrit dalam menangkap peluang-peluang WtE di Indonesia.

Gregory Elm menambahkan bahwa tujuan pokok kerja sama ini adalah membantu upaya perbaikan penyusunan kebijakan energi Indonesia saat ini agar lebih menekankan pada peluang-peluang energi terbarukan. Oleh sebab itu, Gregory Elm menjelaskan lebih lanjut bahwa komponen “Energi yang Berkelanjutan” menjadi dasar pemikiran Pekan Sampah untuk Energi yang telah dikembangkan selama setahun terakhir melalui kerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah serta pihak swasta dan organisasi-organisasi di Eropa yang terlibat dalam pengembangan program-program sampah untuk energi.

TCF selanjutnya terlib dan mendukung ESDM dalam pengelolaan Sampah untuk Energi di Indonesia termasuk di antaranya proyek incineration (pembakaran sampah), biogas dan gas dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Kami sangat mendukung kolaborasi antara pemerintah-pemerintah kota yang ada di Indonesia dengan sumber pembiayaan serta teknologi di Eropa, dengan berkaca kepada pengalaman-pengalaman positif WtE dari pemerintah-pemerintah kota di Eropa” ungkap Gregory Elm.

Secara tertulis, Yang Mulia Duta Besar Olof Skoog memberikan pernyataan mengenai kegiatan ini. Dikatakan olehnya bahwa delegasi Uni Eropa sangat gembira dapat membantu perwujudan program sampah untuk energi di Indonesia. “ Kami telah bekerjasama dengan Kementerian ESDM sejak 2012 dan saat ini kami senang sekali karena dapat mempertemukan perusaan-perusahaan Eropa dengan sejumlah pemerintah kota di Indonesia guna mendiskusikan langkah-langkah konkrit WtE mereka ke depan” ungkapnya. Langkah ini menurut Duta Besar Skoog adalah sebagai cara menghadapi perubahan iklim, peningkatan penggunaan energi alternatif dan merupakan kunci bagi masyarakat dunia saat ini dan menjadi landasan kerjasama antara UE dan Indonesia di masa yang akan datang.

Diawal kegiatan ini, para anggota konsorsium melakukan kunjungan kerja ke TPA Bantar Gebang di Bekasi. Kunjungan ini dimaksudkan agar memberikan gambaran mengenai pengelolaan sampah yang selama ini sudah dilakukan di TPA Bantar Gebang dan telah dimanfaatkan sebagai sumber energy listrik, oleh PLTSA Bantar Gebang. Tujuan kunjungan ini adalah melihat secara langsung isu-isu yang ada serta peluang-peulang yang terdapat dalam pengelolaan sampah dan WtE.

Selanjutnya pada 20 Mei, akan dilakukan diskusi antara pemerintah kota dan perusaan-perusahaan di Indonesia dengan pemerintah-pemerintah kota dan perusahaan-perusahaan di Eropa di Jogjakarta sebagai bagian dari Pekan Sampah untuk Energi. Sejumlah pemerintah kota Indonesia akan memperoleh kesempatan untuk memaparkan rencana-rencana WtE mereka, dan akan mendapatkan tanggapan dan saran secara langsung dari asosiasi dan perusahaan-perusahaan Eropa yang terlibat. Singkatnya konferensi ini akan memfasilitasi perbaikan rencana kerja, kerangka kebijakan, pertukaran ilmu-pengetahuan maupun peluang kolaborasi pada proyek-proyek WtE oleh pemerintah-pemerintah kota Indonesia.

Pada hari kedua Konferensi, akan dilakukan pertemuan langsung antara pemerintah daerah dengan penyedia teknologi, lembaga pembiayaan, dan perusahaan pelaksana guna membahas konsep proyek WtE yang sesuai di tiap daerah. Peserta konferensi ini terdiri dari 9 (sembilan) pemerintah daerah yang telah memberikan rencana WtE mereka; penyedia teknologi dari Eropa dan Indonesia, perusahaan pelaksana, lembaga pembiayaan; sejumlah perwakilan pemerintah-pemerintah kota Eropa, serta asosiasi-asosiai dari Eropa, Belanda dan Swedia. (@hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*