Eropa dan India Tutupi Perlambatan Tiongkok dan Jepang


shadow

Financeroll – Perekonomian dunia pada 2014 mencatatkan pertumbuhan tipis menyusul kebangkitan zona euro dan pemulihan ekonomi India. Dua faktor tersebut menutup perlambatan di Cina dan Jepang.

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pada Rabu mengatakan bahwa produk domestik bruto kelompok G-20 jika digabungkan naik 3,4% tahun lalu. Pada 2013, angkanya mencapai 3,2%. Negara-negara G-20 menyumbang sekitar 90% ekonomi dunia.

Peningkatan itu didorong oleh kembali tumbuhnya zona euro dengan pertumbuhan naik dari 0,5% menjadi 0,9% pada 2013. Pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat tak banyak berubah, sementara tingkat ekspansi ekonomi Cina melambat dari 7,7% menjadi 7,4%.

India dan Inggris mencatatkan kenaikan pertumbuhan signifikan, sementara Jepang mengalami penurunan tajam.

Perekonomian global kembali mengalami tahun suram dalam upaya untuk bangkit dari krisis 2008. Tahun ini, harapan akan terjadinya pertumbuhan pun masih redup. Zona euro dan Jepang berjuang untuk bangkit dari krisis. Cina menunjukkan tanda-tanda perlambanan lebih jauh. Sementara Rusia dan Brasil masih labil.

Pada Januari, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi banyak negara maju. Menurut mereka, pertumbuhan global akan melambat sebesar 0,3% pada 2015 serta 2016. Harapannya, perekonomian dunia akan tumbuh 3,5% tahun ini dan 3,7% pada 2016.

Pertumbuhan lebih lemah dari yang diharapkan tecermin dari kemerosotan harga minyak dunia, yang pada gilirannya menekan tingkat inflasi. Pelbagai bank sentral bereaksi dengan mengalirkan gelombang stimulus dana.

Bank sentral Cina memangkas bunga pinjaman dan simpanan pada Februari, kurang dari empat bulan setelah pemotongan terakhir.

Langkah itu mengikuti pengumuman program stimulus dana baru dari bank sentral Eropa pada akhir Januari yang diluncurkan pada Senin. Reserve Bank of India telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan dua kali pada 2015.

Bank of Thailand menjadi yang terakhir dalam melakukan pemangkasan, Rabu. Para pemodal terkejut dengan dipangkasnya suku bunga acuan dari 2,0% menjadi 1,75%.

OECD mengatakan pertumbuhan ekonomi tak mengalami perubahan dalam tiga bulan terakhir 2014.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*