Emiten Properti Memilih Pinjaman Bank Dari Pada Menerbitkan Obligasi


shadow

Financeroll – Sejumlah emiten properti memilih melakukan pencarian dana melalui pinjaman bank dibanding menerbitkan obligasi pada tahun ini.

Direktur Keuangan PT Perdana Gapuraprima Tbk. Tri Rahayuningsih mengatakan selisih suku bunga pinjaman dengan kupon obligasi saat ini cukup tinggi, dengan kisaran 3%. Oleh karena itu, perseroan lebih memilih mencari pendanaan melalui pinjaman bank melalui kredit konstruksi yang saat ini suku bungannya berada pada kisaran 11%.

Walaupun begitu, perseroan masih mempertimbangkan untuk menerbitkan Medium Term Notes (MTN) sebanyak Rp100 miliar, yang merupakan sisa dari MTN sebelumnya.

Pertimbangannya karena suku bunga masih tinggi. Kalau kupon MTN ini bisa dikisaran 14%-an. Selain itu, dalam menerbitkan MTN juga ada biaya konsultan yang cukup besar.

Untuk saat ini, perseroan telah melakukan pinjaman kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebesar Rp80 miliar untuk membiayai proyek Bhuvana Resort & Residence di Ciawi. Selain itu, perseroan mempertimbangkan untuk mencari pinjaman baru untuk membiayai proyek di MT Haryono, Cengkareng, dan Bogor.

Pada 2015, GPRA mempersiapkan belanja modal senilai Rp614 miliar, dengan target pendapatan Rp385 miliar dan laba bersih Rp60 miliar. Kendati belum mau menyebutkan besaran capaian pada 2014, Tri memperkirakan laba bersih tahun ini tumbuh sekitar 20%.

Corporate Secretary PT Metropolitan Land Tbk. Olivia Surodjo mengatakan dalam mendanai berbagai proyek yang disiapkan pada tahun ini, perseroan akan memanfaatkan dana internal dengan komposisi 30%, dan pinjaman bank 70%.

Obligasi tidak murah juga. Kalau pinjaman bank, masih fluktuatif suku bunganya dan saat ini masih lebih rendah dari rate obligasi. Untuk jangka menengah, dengan melihat masih ada potensi untuk turunnya suku bunga kredit.

Selain kupon yang tinggi besaran kupon tersebut berlaku sama selama masa tenor pembayaran. Melihat berbagai obligasi yang telah diterbitkan oleh emiten lain, rate yang berlaku masih tergolong tinggi.

Dari rencana belanja modal Rp530 miliar pada tahun ini, MTLA telah memperoleh fasilitas pinjaman Rp415 miliar dari Bank Mandiri per Desember 2014. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk kelanjutan proyek yang dikerjakan oleh induk perusahaan sebesar Rp250 miliar, dan Rp165 miliar diserahkan kepada anak usaha.

Corporate Secretary PT Megapolitan Developments Tbk. Fanny S. Sutanto mengatakan perseroan belum merencakan untuk menerbitkan obligasi hingga 2016 mendatang.

Pendanaan pihak ketiga masih mengandalkan pinjaman bank dengan salah satu pertimbangan efisiensi biaya bunga. Tingkat suku bunga pinjaman bank lebih kompetitif dibanding suku bunga obligasi.

Untuk proyek yang dikembangkan tahun ini, EMDE menganggarkan Rp1,2 triliun, yang bersumber dari pendapatan hasil usaha dan pinjaman pihak ketiga dengan komposisi 40%:60%.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*