Emiten pakan terbelit rugi kurs

JAKARTA. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membelit bisnis emiten produsen pakan ternak. Imbasnya, sejumlah emiten pakan ternak membukukan kerugian.

PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) mencetak kerugian Rp 70,95 miliar per akhir September 2015 (lihat tabel). MAIN menanggung rugi selisih kurs hingga Rp 110,2 miliar dan beban bunga Rp 105,28 miliar.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) sami mawon. Rugi kurs JPFA tercatat Rp 613,63 miliar dan beban bunga mencapai Rp 518,63 miliar. Masih ada emiten pakan ternak yang mencetak laba, yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Tapi, CPIN juga mencetak rugi selisih kurs Rp 743,11 miliar, melonjak 434,42% dan beban bunga melejit 116,24% secara yoy menjadi Rp 378,11 miliar. Rudy Hartono, Direktur Keuangan MAIN, mengatakan, rugi kurs ini berasal dari impor pembelian bahan baku pakan ternak dan pinjaman dalam dollar AS.

MAIN menekan utang dalam dollar AS menjadi Rp 13,42 miliar dari Rp 631,43 miliar per Juni lalu. “Tidak mungkin zero karena kebutuhan kami dalam dollar AS,” ujar Rudy, kepada KONTAN, Selasa (03/10).

Franky Kumendong, Analis UOB Kay Hian, dalam riset mengatakan, industri poultry menanggung risiko depresiasi rupiah, volatilitas harga ayam broiler serta volatilitas harga jagung dan kedelai.

Prediksinya, JPFA dan MAIN akan membukukan kerugian selama 2015 akibat kerugian kurs dan tingginya beban bunga. Sedangkan laba CPIN diprediksi pulih tahun ini.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*