Emas Tertekan Dolar AS yang Lebih Kuat

INILAHCOM, Chicago – Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Jumat atau Sabtu (7/11/2015) pagi WIB, karena dolar AS yang lebih kuat memberikan tekanan pada logam mulia.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 16,5 dolar AS, atau 1,49 persen, menjadi menetap di 1.087,70 dolar AS per ounce.

Dolar AS melonjak terhadap mata uang utama lainnya Jumat, sehingga menekan emas.

Emas berada di bawah tekanan lebih lanjut ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan data ketenagakerjaan jauh lebih baik daripada yang diharapkan, dengan angka pengangguran jatuh menjadi lima persen dan daftar gaji naik 271.000.

Para analis mencatat bahwa klaim secara umum masih mendekati rekor terendah, dan bahwa sisi pengangguran dari pasar tenaga kerja masih tetap sangat menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi.

Mereka menyimpulkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember tetap tinggi karena laporan yang sangat positif ini, ketika alat Fedwatch CMEGroup menunjukkan probabilitas tersirat kenaikan suku bunga Desember di 70 persen.

Ekspektasi awalnya untuk penundaan kenaikan suku bunga hingga 2016, tetapi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada akhir Oktober menegaskan bahwa Fed ingin menaikkan suku sebelum akhir 2015.

Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan pada Rabu bahwa kenaikan suku bunga Desember masih di atas meja. Peningkatan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengeenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.

Perak untuk pengiriman Desember turun 29,2 sen, atau 1,95 persen, menjadi ditutup pada 14,691 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 13,1 dolar AS, atau 1,37 persen, menjadi ditutup pada 940,00 dolar AS per ounce. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*