Emas Terbantu Saham, Minyak Antisipasi Musim Panas


shadow

Financeroll – Emas berjangka naik cukup jauh pada hari Selasa karena obligasi global terus menurun. Di divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas untuk pengiriman Juni naik 9,30 atau 0,79% ke $1.192,30 per troy ounce. Investor biasa beralih ke emas saat pasar utang global mengalami kemunduran.

Penurunan oligasi pemerintah Amerika Serikat juga berimbas pada larinya dana investor ke euro sehingga mata uang bersama kawasan Eropa ini melonjak 0,68% terhadap dolar ke $1,1232. Euro juga terdorong oleh perkembangan positif dalam krisis utang Yunani setelah datang kabar bahwa Athena melunasi pinjaman €750 milyar ke Dana Moneter Internasional (IMF) secara penuh sebelum batas waktunya. Komoditas dalam denominasi dolar seperti emas menjadi lebih mahal untuk pembeli asing ketika dolar menghargai. Pelemahan dolar terhadap euro akhirnya berampak posistif bagi harga emas. Data ritel Amerika Serikat akan disoroti oleh para investor dan pelaku perdagangan emas hari ini.

Sementara itu harga minyak mentah kembali naik di awal sesi Rabu setelah penurunan tajam saham-saham Amerika Serikat dan penurunan pada persediaan bensin dan antisipasi menjelang musim panas. Potensi peningkatan aktifitas induustri dan masyarakat di musim panas bisa meningkatkan permintaan terhadap minyak mentah dan produk derivatifnya. Laporan persediaan mingguan American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan 2 juta barel pasokan minyak mentah pekan lalu, namun ada kejutan berupa penurunan 1,6 juta barel pada persediaan bensin. Data ini dirilis menjelang data yang lebih dipantau dari Departemen Energi yang akan dirilis nanti malam dan akan menjadi fokus utama para investor dan pedagang minyak mentah.

Dalam pandangan mengenai energi untuk jangka pendek yang dirilis pada hari Selasa, Administrasi Informasi Energi (EIA) merevisi perkiraan permintaan global untuk sisa 2015 akan ada penambahan 190.000 barel per hari menjadi total 93,28 juta barel per hari. EIA juga mengantisipasi bahwa harga minyak mentah WTI rata-rata menjadi $54,32 per barel untuk sisa tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya $52,52. Untuk jangka panjang, EIA memperkirakan minyak mentah WTI rata-rata $65,57 per barel pada 2016, turun dari $70,07 di perkiraan sebelumnya.

Selain itu, EIA memperkirakan minyak mentah Brent rata-rata $60,79 untuk sisa tahun ini, pelebaran spread dengan WTI menjadi $6,47 per barel. Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam pasar minyak global dapat menyebabkan harga minyak mentah menyimpang dari proyeksi saat ini, demikian menurut EIA dalam laporannya. Potensi pencabutan sanksi ekonomi terhadap Iran jika kesepakatan nuklir tercapai, serta ambruknya produksi di Libya, Irak, Nigeria dan Venezuela potensial untuk menjadi faktor-faktor yang bisa menciptakan penyimpangan tersebut.

Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah WTI untuk pengiriman Juni melonjak 1,07% menjadi $61,46 per barel. Semalam, minyak mentah berjangka melonjak, rebound dari penurunan tipis selama dua sesi sebelumnya, di tengah perkiraan permintaan yang lebih tinggi dan euro yang kuat terhadap dolar. Di Intercontinental Exchange (ICE), minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni melonjak 1,95 atau 3,00% ke 66,86 per barel.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*