Emas Menurun oleh Performa Impressif Dollar AS


shadow

Financeroll – Meski dalam rentang transaksi relative moderat, namun tekanan jual yang mendera Emas pada sepanjang sesi transaksi hari Senin kemarin menyisakan jejak candle berpola bearish engulfing. Sehingga indikasi tren menurun masih kental membayangi Emas.

Penurunan terbesar Emas dalam satu pekan saat tertekan menuju level 1178.70 kemarin, dipengaruhi langsung oleh performa apik dollar AS, setelah index dollar (USD) tercatat mendekati level puncak lima tahun, 90.530.

Dominasi dollar AS atas mitra karensi utama lainnya, disulut oleh menggumpalnya ekspektasi di kalangan investor bahwa Federal Reserve akan mendongkrak suku bunga pada tahun depan. Versus mata uang Eurozone misalnya, the greenback mendekati level tertinggi dalam dua tahun, 1.2141 di tengah keprihatinan bahwa pemilu dini di Yunani beresiko buruk pada perjanjian bailout.

Minyak mentah terus anjlok menuju level terendah dalam lebih lima tahun kemarin, 52.90 dan ditutup pada level 53.71, dengan factor katalis utamanya adalah spekulasi bahwa pasokan global yang tak dibatasi akan memicu harga minyak mentah pada bear market dan diperkirakan akan berlanjut hingga pertengahan tahun 2015

Performa dollar AS pada hari ini akan diuji oleh data vital US CB Consumer Confidence pada jam 22.00 WIB dengan sajian estimasi 94.6 dari 88.7. Jika hasilnya selaras dengan ekspektasi atau bahkan lebih bagus, maka performa impresif dollar AS akan berlanjut dan pada saat bersamaan, kinerja Emas dan Perak akan kian anjlok.

Ekstensi bearish Emas akan semakin kuat jika terjadi perpaduan antara potret cerah US CB Consumer Confidence dengan penetrasi eksesif area 1165.00, sehingga akan mengembalikan Emas pada tren menurun dengan support psikologis, 1131.05. Untuk Perak, level psikologis terletak pada area 15.50.

Bagi Minyak Mentah, selama pasar dibelenggu oleh kebijakan OPEC yang tidak membatasi produksi dan pasokan minyak mentah , maka tren menurun tetap mengancam dengan support terdekat 52.50.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*