Emas Menatap Yunani, Minyak Menanti Data


shadow

Financeroll – Harga emas tetap stabil pada Rabu pagi karena investor tetap menatap prospek Yunani dan sinyal baru tentang kenaikan suku bunga Federal Reserve yang mungkin terjadi tahun ini. Di divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas untuk pengiriman Agustus pagi ini masih mendatar di $1.187.70 per troy ounce, turun tipis 0,02%. Sebelumnya kemarin emas turun tajam menyusul liburan Memorial Day karena hempasan gelombang data ekonomi AS yang optimis mendorong dolar ke level tertinggi dalam empat minggu. Pada hari Jumat, pimpinan The Fed Janet Yellen mengatakan akan menaikkan fed funds rate pada tahun 2015 jika ekonomi menunjukkan perbaikan yang berkesinambungan.

Data pesanan barang tahan lama di Amerika Serikat hanya turun sedikit sebesar 0,5% pada bulan April, dipicu penurunan 4% di penerbangan komersial dan merosotnya pesanan komputer sebesar 3,4%. Secara terpisah, indeks kepercayaan konsumen menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, naik 0,2 dari data indeks sebelumnya bulan lalu. Komoditas dalam denominasi dolar seperti emas harus bersaing ketat dengan aset yang memberi imbal hasil tinggi di saat dolar menguat.

Sementara itu, para pejabat Zona Eropa mengatakan sekelompok menteri keuangan akan mengadakan teleconference pada hari Kamis untuk menyampaikan kesimpulan dari pembicaraan antara Yunani dan para kreditur. Selain itu, seorang pejabat senior Jerman mengatakan kepada pers bahwa tidak ada alasan untuk percaya bahwa Yunani akan gagal memenuhi pembayaran €300 juta kepada Dana Moneter Internasional pada 5 Juni nanti. Emas dipandang sebagai safe-haven bagi investor selama periode ketidakstabilan ekonomi meluas.

Pagi ini harga minyak mentah naik sedikit menjelang rilis data stok minyak mentah di Amerika Serikat dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. American Petroleum Institute (API) akan merilis angka persediaan minyak mentah dan produk olahan periode pekan lalu, data ini tertunda sehari karena hari libur Memorial day. Pada hari Kamis, Departemen Energi AS akan merilis data yang sama.

Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah WTI untuk pengiriman Juli naik 0,09% menjadi $58,44 per barel. Semalam, minyak mentah berjangka anjlok tajam, mencapai tingkat terendah dalam bulan Mei, di tengah penguatan dolar dan kekhawatiran geopolitik di Timur Tengah. Di Intercontinental Exchange (ICE), minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli turun $63,73 per barel, turun $1,79 atau 2,73%.

Dalam sebuah catatan kepada investor, Goldman Sachs mengatakan produksi Amerika Serikat bisa meningkat di bulan-bulan mendatang jika harga minyak mentah mulai stabil, dengan perkiraan di $60 per barel. Pekan lalu, produksi minyak mentah nasional Amerika Serikat menyusut ke 9,262 juta barel per hari di tengah perlambatan produksi di Alaska.

Di Irak, ada laporan dari pertempuran yang sedang berlangsung dan serangan udara di provinsi Anbar barat dan selatan kota Ramadi, yang dikuasai oleh ISIS awal pekan lalu. Pada bulan Desember, produksi minyak mentah di Irak berada  pada rekor 4 juta barel per hari, naik secara signifikan di atas rekor tertinggi sebelumnya yakni 3,56 juta barel pada tahun 1979. Sementara itu para pejabat Iran pada hari Minggu menyatakan tidak mungkin untuk mengubah batasan produksi. Jika sanksi ekonomi terhadap Iran dilepaskan pada musim panas ini, diperkirakan ekspor Iran bisa meningkat menjadi 1,7 juta barel per hari dalam rentang 12 bulan dan ini potensial untuk menambah kelebihan pasokan di pasar global yang akhirnya bisa menekan harga minyak mentah. (Tata Suharta – Financeroll)

Untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*