Emas Menanti Data US ISM Non Manufacturing

Financeroll – Emas sejenak terlepas dari belenggu tekanan jual pada sesi transaksi hari Senin kemarin, setelah pada dua hari transaksi akhir pekan lalu, mengalami  penurunan yang intensif, sehingga candle weekly ditutup pada level 1178.20

Dan kemarin, setelah melesat konsisten sejak opening di harga 1178.15, Emas hanya sejenak beringsut menujuj level low 1177.55, lantas terus merayap naik dan menggapai harga puncak 1192.65, sebelum ditutup pada level 1188.10

Peredam agresivitas Emas semalam adalah publikasi data US Factory Orders, yang tercatat naik 2.1% pada bulan April di atas estimasi naik 2.0%. Kenaikan tersebut ditopang oleh pesanan untuk pesawat terbang, kendaraan bermotor dan perangkat energy. Pada  bulan Maret data  US Factory Orders menurun tipis, (-0.1%) dipengaruhi anjloknya harga minyak mentah serta penurunan di sector eksport, karena penguatan dollar

Di sisi lain, tolak angsur berkenaan dengan kans peningkatan suku bunga AS oleh Federal Reserve masih mewarnai pasar uang dan komoditi. Meski Fed telah menarik jadwal pastinya, namun  pernyataan Presiden Fed dari Cleveland, Loretta Mester  pada Jumat lalu, kembali menyalakan optimisme  pasar uang dan komoditi berkenaan dengan kemungkinan Fed mendongkrak suku bunga lewat pernyataannya bahwa “ kenaikan suku bunga pada Juni masih di atas meja”

Bersanding dengan Emas, logam mulia unggulan lainnya, yaitu Perak juga sukses merajut grafik naik pada Senin kemarin dan sempat meraih level puncak 16.75, sebelum ditutup pada level 16.40.

Sementara minyak mentah mengalami ritres pada sesi transaksi awal pekan ini, setelah mendekati level tinggi enam bulan, terlecut oleh aksi investor dalam mengamankan laba dari reli bulan April. Setelah menyapa level 59.71, minyak mentah terus tergelincir menuju level low 58.44 dan ditutup pada level  58.94.

Sepanjang bulan  April, minyak mentah melesat lebih dari 18%, pada saat penurunan produksi ,sejenak mereduksi kecemasan atas limpahan pasokan global. Namun, sejatinya harga minyak mentah masih menurun lebih dari 40% setelah mencapai tiga digit pada musim panas kemarin.

Para investor nampaknya masih mengamati perkembangan negosiasi nuklir Iran yang akan dilakukan voting pekan depan di senat Amerika Serikat.

Bulan lalu, Reuters melaporkan bahwa Iran mempunyai 30 juta barrel minyak mentah dalam muatan tanker-tanker yang siap dieksport, setelah negara Teluk Persia tersebut setuju dengan kerangka-kerja mengenai perjanjian nukir dengan pihak Barat. Lembaga konsultan energy, Facts Global Energy, telah memprediksi bahwa eksport minyak mentah Iran akan mencapai 1.7 juta barrel per hari dalam 12 bulan dari  kesepakatan akhir, yaitu 1 juta barrel per hari.Pasokan  dari Iran tentunya akan menekan harga minyak mentah  di pasar global

Pada jam 19.30 WIB, para trader dan investor Emas dan Perak akan tersedot atensinya pada data vital dari Washington, yaitu US Trade Balance dengan estimasi menurun (-41.2 milyar dollar AS) dari penurunan (-35.4 milyar dollar AS), disusul oleh data  US ISM Non-Manufacturing pada pukul 21.00 WIB dengan prediksi turun tipis 56.2 dari 56.5

Jika secara keseluruhan dua data tersebut berlabel sangat memuaskan, maka dollar AS akan kembali mengendalikan tren terhadap rival karensi utama lainnya, sementara Emas dan Perak rentan tertekan lagi, karena bagusnya kedua data tersebut akan menyalakan lagi optimisme perihal kenaikan suku bunga AS

Juga sebaliknya, jika berkategori sangat tidak memuaskan, maka Emas dan Perak akan melejit pada saat dollar berbalik tertekan oleh rival karensi utama lainnya


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*