Financeroll – Emas dan perak melejit dan menggapai level tertinggi sejak September 2013 pada sepanjang sesi transaksi pasar Eropa hingga penutupan pasar New York kemarin, menyusul lesatan harga Minyak Mentah, sehingga permintaan bagi logam mulia sebagai safe haven kembali melonjak
Emas sukses menyapa level high 1221.00 setelah sempat terpelanting menuju level low tiga pekan, 1146.55 imbas dari penolakan Bank Sentral Swiss untuk menambah pembelian emas lebih banyak. Anjloknya performa Emas juga agak tertolong oleh laporan Moody’s Investors Service yang memangkas peringkat kredit Jepang serta liburan pasar Amerika yang mengurangi sector spending, sehingga menularkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi global masih flat
Sejatinya, Emas telah terpuruk menuju level 1131.05 pada tanggal 7 November lalu, sekaligus merupkan pencapaian terendah sejak November 201. Namun, niat pihak Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Jepang mencoba untuk memulihkan ekonomi yang sedang lesu dengan lebih banyak injeksi stimulus, menjadi factor pendongkrak permintaan bagi logam mulia di tengah meningkatnya supply uang.
Di sisi lain, reaksi para investor atas keputusan OPEC yang membiarkan pasar mengekang pasokan yang melimpah, telah mengantarkan harga Minyak Mentah menuju level $69.54 per barrel, sekaligus merupakan kenaikan terbesar dalan lebih dua tahun.
Kenaikan sebesar 4.3% pada sepanjang sesi transaksi hari Senin kemarin, juga merupakan reaksi berlanjut para investor atas sikap OPEC yang akan menggelar pertemuan darurat mengenai harga Minyak Mentah pada kuartal pertama tahun depan, sebagaimana ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Venezuela, Rafael Ramirez.
Dari perspektif teknikal, level 1240.50 bagi Emas dan level 70.50 untuk Minyak Mentah, akan menjadi ujian berikutnya untuk tetap menjaga ritme bullish.
—
Distribusi: Financeroll Indonesia
Speak Your Mind