Emas masih tak berdaya

shadow

emas perak minyak

Pada perdagangan di pasar Asia ini harga emas terus terdepresiasi sebagai imbas dari solidnya data Amerika yang telah dirilis tadi malam semakin menguatkan spekulasi bahwa Federal Reserve Amerika berpotensi akan mengetatkan kebijakan moneternya dengan memulai menaikan tingkat suku bunganya lebih cepat dari perkiraan semula. Kebangkitan greenback AS terhadap major currencies lainnya juga telah berperan mendorong para spekulan melepaskan posisi beli emasnya. Para investor cenderung melirik obligasi, saham dan dolar AS ditengah optimisme recovery ekonomi Amerika sudah pada jalur yang tepat.

Krisis politik yang tengah terjadi di Ukraina tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan emas, para investor lebih fokus ke sentimen ekonomi. Ditengah melambatnya perekonomian Eropa dan Tiongkok telah menurunkan demand terhadap si kuning ini. Disisi lain dengan solidnya perekonomian Amerika telah membuat emas kurang memiliki daya tarik. Quantitative easing Fed telah menjadi momok bagi perdagangan emas dalam beberapa bulan terakhir ini.

Harga minyak dunia mencoba bangkit dari tekanan sebagai antisipasi laporan cadangan minyak Amerika, namun melambatnya perekonomian global yang terjadi di Tiongkok dan Eropa masih menjadi isu dominan dan secara otomatis bisa menurunkan demand terhadap minyak dunia. Melimpahnya cadangan minyak dari negara-negara yang tergabung dalam anggota OPEC masih menjadi isu sentral terhadap harga minyak dunia.

Untuk pergerakan hari ini kami memperkirakan baik emas, perak dan minyak diprediksi bisa kembali mendapatkan tekanan lagi karena isu sentral masalah proyeksi kebijakan moneter dari Fed AS akan tetap mempengaruhi perdagangan komoditi global. Begitupun dengan harga minyak rentan tergelincir lagi karena melimpahnya cadangan produksi minyak secara global.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*