Emas lanjutkan reli pasca pernyataan The Fed

JAKARTA. Emas memperpanjang kenaikan (rebound) dari level terendah tiga bulan. Hal ini terjadi setelah Bank Sentral AS (The Federal Reserve) menunjukkan bahwa suku bunga akan naik lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Mengutip Bloomberg, Kamis (19/3) pukul 16.30, kontrak pengiriman emas bulan April di Commodity Exchange naik 1,4% dibanding hari sebelumnya dan menetap di level US$ 1.167,50 per ons troi. Harga naik 1,35% dalam sepekan.

Adapun harga logam mulia yang tertera di situs resmi www.logammulia.com pada Kamis (19/3) dibanderol seharga Rp 542.000 per gram. Harga emas batangan ini naik Rp 2.000 dibanding hari sebelumnya.

Pejabat The Fed pada 18 Maret mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS terlihat moderat dan inflasi telah menurun. Sementara pembuat kebijakan tidak lagi menggunakan kata “bersabar” terkait kenaikan suku bunga. “Perubahan ini tidak tidak berarti kenaikan suku bunga pasti terjadi pada bulan Juni, meskipun kita tidak bisa mengesampingkan hal itu, “katanya.

“Hal yang benar-benar revisi adalah, pertama, perkiraan kenaikan suku bunga. Kedua, pertumbuhan ekonomi AS. Keduanya menyiratkan bahwa kenaikan suku bunga mungkin tidak akan terjadi pada waktu dekat dan sekarang terlihat menjadi bulan September,” ujar Howie Lee, analis investasi Phillip Futures Pte di Singapura, dalam sebuah catatan.

Para pembuat kebijakan Fed berharap menaikkan suku bunga sebesar 0,625% pada akhir tahun. Ini lebih rendah dari rencana bulan Desember sebesar 1,125%.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, reboundnya harga emas diikuti oleh seluruh komoditas yang berdenominasi dollar AS. Pernyataan The Fed yang dinilai dovish (negatif) oleh pelaku pasar kembali menempatkan emas ke level tingginya. Pernyataan The Fed disimpulkan menjadi dua hal. Pertama, The Fed akan mempertahankan suku bunga saat ini dalam waktu lebih lama. Kedua, kemungkinan kenaikan suku bunga hanya dilakukan satu kali pada tahun ini.

“Kenaikan harga emas hanya bersifat sementara. Emas masih rawan tekanan lantaran lesunya perekonomian China. Kondisi ini menggerus permintaan,” tutur Ariston.

Alwy Assegaf, analis PT SoeGee Futures mengungkapkan, pernyataan The Fed yang bernada dovish sempat menekan indeks dollar menuju level 96,61. Padahal, sebelumnya, pergerakan indeks dollar relatif stabil di level 99. Selain menyatakan tidak terburu-buru dalam menaikkan suku bunga, pelaku pasar juga merespons negatif pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen perihal kekhawatiran akan penguatan dollar AS. Sebab, hal ini dinilai sebagai ancaman bagi ekspor AS.

“Lebih lanjut, Yellen juga memangkas target pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi pada tahun ini dan tahun depan. Sentimen ini turut berkontribusi mengilapkan harga emas,” ujar Alwy.

Secara teknikal, Alwy menjelaskan, harga masih berada di atas moving average 10. Ini mensinyalkan pergerakan naik (bullish) jangka pendek. Moving average convergence divergence (MACD) menunjukkan arah bullish divergence. Artinya, ada peluang naik meskipun masih berada di bawah garis nol. Indikator stochastic berada di area jenuh jual (oversold) di level 19%. Sementara relative strength index (RSI) berada di area negatif 37% dengan pergerakan naik.

Editor: Yudho Winarto


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*