Emas dan Minyak Kembali Terhempas


shadow

Financeroll – Aksi jual kembali melanda perdagangan komoditas di awal pekan kemarin. Emas berjangka tidak dapat bertahan hingga jatuh di bawah $1.200 per ounce. Emas untuk pengiriman Februari turun $16,20, atau 1,4%, menjadi $1,179.8 per ounce. Perak untuk pengiriman Maret turun 34,2 sen, atau 2,1%, ke $5,688 per ounce. Kedua logam mengakhiri pekan lalu di zona merah, emas anjlok 2,2% dan perak merosot 6%.

Penurunan tersebut berkaitan dengan kemerosotan harga minyak mentah dan dolar yang naik terhadap mata uang lainnya. Minyak adalah komoditas yang paling diperdagangkan di dunia, sehingga komoditas lainnya dapat bergerak searah dengannya. Harga emas awalnya naik bersama minyak, tapi keduanya berbalik arah sebelum pertengahan sesi Amerika. Salah satu faktor jatuhnya harga kedua komoditas adalah harga saham naik pada sesi perdagangan praNatal.

Pada yang sama harga minyak hari merosot lagi karena komentar tentang mempertahankan produksi dari beberapa menteri yang tergabung di OPEC yang akhirnya memicu aksi jual baru. Menteri Perminyakan Kerajaan Arab Saudi Ali alNaimi mengatakan negara-negara di kawasan Teluk Persia akan mempertahankan tingkat produksi minyak dan bahkan dapat meningkatkannya jika klien-klien baru bermunculan. Komentar itu adalah sinyal bahwa negara produsen minyak terbesar tersebut tidak akan mengambil opsi pemangkasan produksi dalam menanggapi penurunan besar harga minyak mentah dunia.

Di New York Mercantile Exchange, lightsweet crude futures untuk pengiriman Februari harus menyerahkan keuntungan sebelumnya dan berakhir turun $1,75, atau3%, di $55,38 per barel. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari di ICE Futures London berbalik arah dan diperdagangkan sedikit di atas $60 per barel.

Harga minyak mentah di Nymex telah turun 2,2% sepnajnag pekan lalu, minggu keempat penurunan berturut-turut. Selama empat minggu, harga Nymex anjlok 26,1% – penurunan empat-pekan yang terbesar  dalam persentase sejak 26 Desember 2008. Minyak mentah Brent turun 1,2% di pekan lalu dan juga telah menurun selama empat minggu berturut-turut lalu, merosot 23.6 % di periode yang sama seperti di Nymex.

Pada hari Minggu lalu, para pejabat minyak di negara-negara Teluk membela keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak bulan lalu untuk menjaga pagu produksi utuh, menyalahkan produsen nonOPEC hingga pasar kelebihan pasokan. Menteri Perminyakan Kerajaan Arab Saudi pada sebuah konferensi pers di Abu Dhabi menyalahkan kurangnya koordinasi antara produsen nonOPEC, aksi para spekulan dan informasi menyesatkan, sebagai sumber utama kemerosotan harga.

Hari ini nuansa bearish akan tetap menggelayuti perdagangan komoditas. Data-data penting seperti Neraca Perdagangan Inggris bisa berimbas pada pergerakan dolar Amerika yang ujungnya akan mempengaruhi pergerakan harga emas, perak dan minyak mentah. Demikian pula dengan data Core Durable Goods Orders dan PDB Amerika Serikat yang keduanya diprediksi akan mengalami peningkatan, bisa berdampak positif bagi dolar dan menjadi beban bagi harga komoditas. Faktor lain yang bisa berkontribusi besar untuk menekan emas, perak dan minyak mentah adalah trend naik indeks-indeks saham utama seperti Dow Jones yang pada sesi kemarin kembali berakhir di zona hijau.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*