Emas COMEX Naik Terdukung Geopolitik Tak Stabil

INILAHCOM, Chicago – Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik, Rabu atau Kamis (07/01/2015) pagi WIB. Itu karena ketidakstabilan geopolitik mendorong para investor beralih ke logam mulia.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik US$13,5 atau 1,25 persen, menjadi menetap di US$1.091,90 per ounce. Pengumuman mendadak keberhasilan uji coba bom hidrogen oleh Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) menakutkan para investor, serta berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah atas eksekusi mati seorang ulama oleh Arab Saudi, mendorong para investor beralih ke emas yang dinilia sebagai aset “safe haven.

Namun emas juga berada di bawah tekanan ketika indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, turun tipis 0,08 persen menjadi 99,26 pada pukul 18.15 GMT. Logam mulia dicegah naik lebih lanjut karena laporan yang dirilis oleh Automated Data Processing (ADP) yang berbasis di AS menunjukkan optimisme untuk pasar pekerjaan AS, dengan laporan bulanan yang sangat penting akan dirilis pada Jumat.

Laporan ini menunjukkan ekspektasi untuk peningkatan 257.000 pekerjaan, jauh lebih baik dari yang diharapkan. Analis memperkirakan laporan pekerjaan yang kuat dapat memicu Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga utamanya pada pertemuan FOMC Maret, tetapi kehati-hatian bahwa laporan tenaga kerja Jumat masih bisa turun di dalam ekspektasi.

Pasar tetap belum yakin kapan kenaikan suku bunga berikutnya, dari tingkat 0,50 persen ke tingkat 0,75 persen akan terjadi. Alat Fedwatch CMEGroup menunjukkan probabilitas tersirat menunjukkan bahwa pasar percaya bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 persen ke 0,75 persen selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Maret.

Para analis memperkirakan The Fed bermaksud menyerap sekitar 2,5 triliun dolar AS kelebihan dana cadangan perbankan karena ekonomi AS mulai pulih. Perbankan menjadi lebih berani mengambil risiko dalam keadaan ekonomi bullish, dan sebagai akibatnya berpotensi melepaskan beberapa kelebihan cadangan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai sehingga menyebabkan inflasi.

Risalah untuk pertemuan FOMC Desember, yang dirilis pada Selasa, menunjukkan bahwa The Fed masih khawatir atas tingkat inflasi, dan kemungkinan akan mengetatkan kebijakan secara bertahap.

Perak untuk pengiriman Maret naik 0,5 sen, atau 0,04 persen, menjadi ditutup pada US$13,976 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun US$15 atau 1,69 persen, menjadi ditutup pada US$875,00 per ounce. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*