Ekspor dan Impor Mei Indonesia Naik 8 Bulan Berturut; Surplus Perdagangan Menyempit

Indonesia membukukan surplus perdagangan sebesar 0,47 miliar dolar AS pada bulan Mei 2017, dan di bawah perkiraan pasar dari surplus 1,09 miliar dolar AS. Pada bulan April 2017, surplus perdagangan direvisi naik menjadi 1,33 miliar dolar AS. Demikian rilis dari Badan Pusat Statistik Indonesia Kamis (15/06).

Untuk Januari hingga Mei 2017, surplus barang tercatat 5,90 miliar dolar AS, ekspor naik 19,93 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 68,26 miliar dolar AS, sementara impor meningkat 15,71 persen menjadi 62,37 miliar dolar AS.

Ekspor secara tahunan meningkat 24,08 persen dari tahun sebelumnya menjadi 14,29 miliar dolar AS di bulan Mei 2017, dibandingkan dengan kenaikan 12,71 persen naik di bulan April dan lebih cepat dari perkiraan pasar yang tumbuh 15,32 persen. Ini adalah kenaikan delapan bulan berturut-turut, karena penjualan produk non-migas naik 23,34 persen menjadi 13,02 miliar dolar AS, sementara minyak dan gas naik 32,31 persen menjadi 1,27 miliar dolar AS.

Impor ke Indonesia meningkat 24,03 persen dari tahun sebelumnya menjadi 13,82 miliar dolar AS pada bulan Mei 2017, mengikuti kenaikan naik 10,46 persen dalam sebulan sebelumnya, sementara pasar memperkirakan kenaikan 9,9 persen. Ini adalah kenaikan bulan kedelapan berturut-turut karena pembelian minyak dan gas naik 9,10 persen menjadi 1,82 miliar dolar AS, sementara yang non-migas melonjak 26,65 persen menjadi 12 miliar dolar AS.

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor meningkat 7,62 persen, karena produk non-migas naik 6,37 persen sementara ekspor minyak naik 22,36 persen. Berdasarkan kategori, pengiriman keluar naik untuk: kendaraan dan bagiannya (16,19 persen); Mesin / peralatan mekanis (43,81 persen); Barang rajutan (26,60 persen); Mesin dan peralatan listrik (12,04 persen), dan besi dan baja 43,39 persen).

Sebaliknya, penjualan menurun karena: barang karet dan karet (-4,28 persen); Bahan bakar mineral (-6,47 persen), bijih, kerak, dan abu logam (-17,70); Perhiasan / permata (-18,82 persen), dan kapal (-83,69 persen).

Penjualan naik ke negara-negara ASEAN (10,48 persen), negara-negara Uni Eropa (2,18 persen), Jepang (16,75 persen), Amerika Serikat (12 persen), India (7,61 persen), Australia (21,02 persen), dan Taiwan (7,65 persen ).

Sebaliknya, penjualan turun ke Tiongkok (-3,85 persen) dan Korea Selatan (-4,34 persen).

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pengiriman inbound meningkat sebesar 15,67 persen. Sementara pembelian nonmigas naik 16,49 persen, minyak dan gas naik 10,54 persen. Impor naik paling banyak untuk bahan baku (17,39 persen menjadi 10,54 miliar dolar AS), diikuti oleh barang modal (7,19 persen menjadi 2 miliar dolar AS), dan barang konsumsi (16 persen menjadi 1,28 miliar dolar AS).

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*