Ekspansi PT Semen Indonesia ke Myanmar Masih Deadlock


shadow

Financeroll – Rencana PT Semen Indonesia (Persero) Tbk untuk berekspansi ke Myanmar masih menggantung. Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Agung Wiharto mengatakan pada awalnya perseroan berencana ekspansi ke Myanmar dengan cara membeli perusahaan semen di Myanmar.

Langkah itu diambil karena perseroan melihat tidak memungkinkan untuk membangun pabrik di sana. Selain berisiko, perseroan juga harus menyediakan sumber daya manusia baru.

Sekarang intinya akan membeli sebagian atau seluruhnya satu perusahaan di sana. Intinya bisa berhubungan dengan pihak lain, sehingga untuk ambil keputusan tidak bisa sendiri. Hingga kini negosiasi masih deadlock.

Agung enggan membeberkan secara merinci mengenai poin yang hingga kini belum mencapai kesepakatan. Namun, dia menegaskan bahwa belum tentu rencana ini dibilang gagal.

Tidak bisa dikatakan juga bahwa keputusannya batal atau tertunda, itu relatif. Yang pasti masih belum ada keputusan, masih negosiasi.

Empat tahun lalu ketika ingin bekerja sama dengan Malaysia, keputusan sudah hampir final. Tapi di akhir, harga tidak cocok, itu bisa saja.

Sebelumnya, SMGR menargetkan perampungkan proses rencana ekspansi ke Myanmar dengan melakukan kerja sama pembentukan perusahaan patungan dengan mitra lokal atau membeli perusahaan semen Myanmar selesai pada kuartal IV/2014.

Namun, lantaran berbagai persoalan, target tersebut diperkirakan akan mundur hingga tahun ini. SMGR bersama dengan partner lokal di Myanmar masih mengatur skema kerja sama yang akan digunakan, salah satunya mengenai porsi saham.

Partner lokal di sana tidak menginginkan porsi saham minoritas. Dengan kata lain, Semen Indonesia akan mendapatkan posisi minoritas. Diperkirakan, porsi Semen Indonesia dalam perusahaan patungan tersebut sekitar 20%-49%. Selain mengenai skema kerja sama, SMGR juga masih melihat peluang atau kesempatan lain yang lebih baik.

Adapun untuk pembentukan perusahaan patungan itu, SMGR membutuhkan dana US$100 juta hingga US$200 juta. Nantinya, dana sebesar US$50 juta dari kebutuhan itu bersumber dari ekuitas, sedangkan sisanya akan berasal dari pinjaman.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*