Ekspansi Investasi Bisa Ditunda Gara-gara Dolar Rp 13.000

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat menembus Rp 13.000/US$ bakal berdampak bagi rencana perluasan atau ekspansi investasi. Investor berpeluang menunda ekspansi investasi mereka karena rupiah yang melemah terhadap dolar.

‎Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (5/3/2015).

“Untuk investasi yang sedang berjalan lalu melakukan perluasan (Ekspansi), dengan melemahnya rupiah bisa jadi pertimbangan untuk menunda,” kata Franky.

Namun Franky mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak akan terlalu berpengaruh terhadap investasi yang akan masuk ke Indonesia. Para investor sudah memperhitungkan rencana bisnisnya sebelum melakukan investasi termasuk soal kurs mata uang.

“Kalau untuk investasi yang masuk ke BKPM itu pasti sudah memperhitungkan banyak hal. Naik turunnya, melemahnya rupiah tentu sebagian besar industri kita masih menggunakan barang modal impor. Jadi sudah pasti bisa diperhitungkan,” katanya.

Franky menyebutkan belum ada investor yang mengindikasikan untuk melakukan penundaan investasi terkait melemahnya nilai tukar mata uang ini. “Belum ada, mereka sudah memperhitungkan,” katanya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hampir seharian ini bergerak di kisaran Rp 13.000/US$. Ini merupakan yang terlemah sejak 17 tahun terakhir.

Namun baru saja rupiah kembali menguat dan kembali ke kisaran Rp 12.900/US$. Mengutip data Reuters, Kamis (5/3/2015), dolar AS kini diperdagangkan di posisi Rp 12.980.

(zul/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*