Ekonomi Tiongkok Harus Beradaptasi dengan Kondisi “Normal Baru”

Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan bahwa negaranya harus beradaptasi dengan kondisi “normal baru” yaitu pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat (12/5). Xi juga mengimbau agar semua pihak mempertahankan “kepala dingin” di dalam kondisi ekonomi yang diperkirakan para analis akan mengalami pertumbuhan paling lambat sejak tahun 1990.

Xi menjamin bahwa fundamental ekonomi Tiongkok masih belum berubah dan negaranya masih berada dalam “periode yang signifikan dalam hal kesempatan strategis.” Akan tetapi Xi juga menegaskan bahwa pemerintah harus meminimalisir risiko yang mungkin terjadi juga dampak negatif yang timbul akibat pertumbuhan ekonomi massif selama dua dekade belakangan.

Para pembuat kebijakan di negara tersebut masih terus berupaya untuk menjaga supaya pertumbuhan ekonomi tidak turun jauh dari target yang telah ditetapkan oleh PM Li Keqiang yaitu sebesar 7.5 persen di tahun 2014 ini. Sementara itu potensi risiko terus datang dari gelembung di sektor kredit yang terkait dengan operasi perbankan bayangan di Tiongkok. System keuangan Tiongkok dibuat rentan dengan keberadaan perbankan bayangan ini.

Sejauh ini pemerintah Tiongkok telah melakukan pembatasan bagi pembebasan pajak dan meningkatkan investasi di sektor infrastruktur dan perumahan.

Bursa saham Tiongkok telah mengalami penurunan sebesar 5 persen sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran mengenai melambatnya pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal pertama lalu ekspansi ekonomi berada di level 7.4 persen (y/y), paling lambat sejak tahun 2012. 

 

Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
Foto: Wikipedia


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*