Ekonomi Seret, NPL BCA di Bawah Rata-rata

INILAHCOM, Jakarta – Hingga Maret 2017, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang mendera PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berada di level 1,5%. Atau naik 0,2% dari posisi Desember 2016 sebesar 1,3%.

Meski ada kenaikan, Presiden Direktur BBCA, Jahja Setiaatmadja bilang, NPL perseroan masih aman. Masih di bawah rata-rata NPL perbankan nasional sebesar 3%.

“Pada triwulan I 2017 BCA membukukan cadangan kredit sebesar Rp 12,2 triliun, meningkat‎ 29,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, cadangan kredit bermasalah tercatat sebesar 203,396,” terang Jahja di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (20/4/2017).

Posisi permodalan dan likuiditas BCA tetap terjaga dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 23,1% dan rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio/LFR) sebesar 75,1% per 31 Maret 2017.

Sementara, dari sisi pendanaan, keunggulan dalam penyediaan layanan transaksi yang andal, aman dan nyaman telah mendukung BCA untuk mempertahankan pertumbuhan dana pihak ketiga pada tingkat yang sehat.

Pada akhir Maret 2017, dana pihak ketiga meningkat 13,8% (yoy) mencapai Rp 535,1 triliun. Dana CASA tumbuh 12.1% YoY menjadi Rp 405,4 triliun dan tetap merupakan porsi utama dari dana pihak ketiga BCA yaitu sebesar 75,8%.

Dana tabungan mencatat pertumbuhan positif sebesar 10,0% (yoy) menjadi Rp268,3 triliun, sementara dana giro meningkat 16,4% menjadi Rp137,1 triliun. Dana deposito sebesar Rp129,7 trilliun pada Maret 2017, atau naik 19,4% (yoy).

“Meski dihadapkan pada ketidakpastian perubahan suku bunga global dan risiko ketidakstabilan arus dana global. Kami akan memperhatikan posisi likuiditas dan pemodelan yang kokoh sementara terus berupaya mempertahankan kualitas kredit. BCA akan memantau secara cermat atas perkembangan makroekonomi dan masing-masing sektor secara individu guna memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang timbul,” pungkas Jahja. [ipe]

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*