Ekonomi Melemah, Kadin: Indonesia Harus Belajar dari Cina

Senin, 28 September 2015 | 13:31 WIB

Dirut PT Berau Coal Energy Tbk, Rosan P. Roeslani saat konferensi Pers dalam acara Paparan publik di Gedung CIMB Niaga, Jakarta, (2/10). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perbankan dan Keuangan Rosan P. Roeslani mengatakan Indonesia harus belajar dari Cina dalam mengatasi gejolak ekonomi global.

Menurut Rosan,  permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini kompleks. Mulai dari penurunan ekspor hingga defisit neraca perdagangan dan neraca berjalan. “Kondisi ini lemah dan rentan terhadap nilai tukar,” kata Rosan dalam keterangan tertulis, Senin 27 September 2015.

Depresiasi nilai tukar rupiah, kata Rosan, mestinya dapat dijadikan momentum untuk memperbaiki struktur ekonomi yang rapuh seperti yang dilakukan Cina. “Utamanya untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku, juga untuk memperbaiki struktur ekspor.”.

Ia menambahkan, industri bisa menjadi fondasi baru perekonomian nasional. “Yang dimaksud dengan industri tidak hanya sebatas teknologi fabrikasi dan manufaktur, tetapi lebih pada peningkatan nilai tambah produk,” kata Rosan.

Dalam satu pekan terakhir, kondisi rupiah terus mengalami penurunan. Nilai tukar rupiah merosot tajam terhadap dolar AS sejak September 2014 hingga 25 September 2015. Dari level 11,963 per dolar AS menjadi 14,685 per dolar AS atau merosot lebih dari 22 persen dalam satu tahun terakhir.

MAYA AYU PUSPITASARI
 


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*