Ekonomi Malaysia Semakin Memburuk

shadow

Financeroll – Ekonomi Malaysia nampaknya semakin genting. Kepercayaan pasar jatuh ke titik nadir. Krisis politik yang semakin menentu di tengah perlambatan ekonomi membuat Negeri Jiran itu memasuki tubir krisis. Nilai tukar ringgit hilang tenaga. Hingga kemarin, kurs ringgit sudah di posisi RM 4,2318 per dollar AS, anjlok 31% dalam setahun. Kurs ringgit sejajar dengan level 17 tahun silam dan menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di kawasan Asia.

Bursa saham Malaysia juga ikut terseret. Indeks KLCI terkulai lemah di level 1.601,70, terendah dalam tiga tahun terakhir. Hingga Juli 2015, dana asing bersih (net outflow) yang keluar dari bursa Malaysia sudah mencapai US$ 3 miliar, setara Rp 42,38 triliun dengan kurs US$ 1=Rp 14.128. Adapun cadangan devisa Malaysia kini tersisa $ 92,67 miliar.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak pun bergegas membentuk special economic task force alias gugus tugas ekonomi khusus. Tugas tim adalah menyiapkan strategi tangkal krisis. “Mereka akan membuat strategi jangka pendek dan menengah untuk perkuat negara,” ujar Najib. Adanya tim ini, Pemerintah Malaysia akan lebih responsif dan tegas dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Tim diharapkan bisa memulihkan lagi kepercayaan publik yang turun akibat kasus dugaan korupsi di 1Malaysia Development Berhad (1MBD).

Tim ini dipimpin Abdul Wahid Omar, eks Chief Executive Officer (CEO) Malayan Banking Berhad. Chairman CIMB Group Nazir Razak juga masuk tim. Lalu, mantan Menteri Keuangan II Malaysia, Nor Mohamed Yakcop juga akan memperkuat tim bentukan Najib itu. Nor Mohamed adalah salah satu kreator ekonomi era pemerintahan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Tim itu akan bertemu intensif tiap pekan untuk membahas dan mengusulkan langkah konkret dalam menyikapi perkembangan ekonomi domestik dan global.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*