Ekonomi Belum Normal, Penguatan Rupiah karena BI

INILAH.COM, Jakarta – Wakil Ketua Komisi VII DPR, Satya W Yudha menilai, penguatan rupiah atas dolar AS bukan indikasi membaiknya perekonomian. Namun lebih kepada operasi moneter BI dalam rangka stabilisasi nilai tukar.

“Membaiknya kurs (nilai tukar) sejak kemarin, belum menunjukan situasi normal (perbaikan ekonomi). Karena disinyalir intervensi BI,” kata Satya di Komplek DPR, Jakarta, Jumat(9/10/2015).

Menurut politisi Golkar ini, kemungkinan aksi pembalikan berupa pelemahan rupiah atas dolar AS, sangat bisa terjadi. Semuanya bergantung perkembangan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang akan bersidan bulan ini. “Jadi, tidak tertutup kemungkinan akan melambung lagi (nilai tukar dolar AS),” papar Satya.

Dalam hal ini, kata Satya, pemerintah harus memperkuat fundamental ekonomi. Cara yang bisa ditempuh adalah menguatkan industri manufaktur serta memperkuat daya beli. “Peningkatan daya beli masyarakat melalui program bantuan langsung, perlu dipikirakan,” papar Satya.

Sekedar informasi saja, nilai tukar rupiah, hari ini, sempat menguat 396 poin menjadi Rp 13.491 per US$. Pekan lalu, rupiah sempat anjlok sampai Rp 14.700 per US$. [ipe]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*