Ekonom Ini Sebut Dolar Turun ke Rp 10.500 Jika Jokowi Jadi Presiden

Jakarta -Calon Presiden Republik Indonesia (RI) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) jadi idola pelaku pasar. Jika Jokowi terpilih, nilai tukar rupiah diprediksi akan menguat terhadap dolar AS.

Menurut Kepala Riset Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih, menguatnya rupiah itu akan menekan dolar AS hingga ke kisaran Rp 10.500-10.800 dalam jangka pendek. Bahkan, dalam jangka panjang dolar bisa balik ke kisaran Rp 9.000-an.

“Bisa saja lah. Kalau ditanya bisa, selalu bisa, tapi itu kan jangka panjang. Butuh proses. Kalau jangka pendeknya paling baik mungkin bisa menguat ke 10.800-10.500 itu sudah paling kuat,” katanya kepada detikFinance, Jumat (16/5/2014).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masuk dalam tren menguat sejak awal bulan ini. Dari awal Mei hingga perdagangan pagi ini, mata uang garuda sudah menguat 1,4%.

Membuka bulan Mei ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar ada kisaran Rp 11.560 per dolar AS. Rupiah sempat jatuh ke terendahnya pada Kamis 8 Mei 2014 saat dolar berada di kisaran Rp 11.575.

Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, dolar AS pagi ini dibuka melemah di Rp 11.410 per dolar AS. Rentang pergerakannya tipis, dengan level tertinggi di Rp 11.430 dan terendahnya di Rp 11.400.

Menjelang siang hari ini dolar AS diperdagangkan di kisaran Rp 11.415 per dolar AS. Menguatnya rupiah sejalan dengan derasnya dana asing yang masuk ke bursa sejak awal bulan ini.

Investor asing melihat faktor Jokowi sebagai capres kuat dalam pemilu mendatang. Sehingga para investor asing ini berani masuk ke dalam negeri lebih awal.

(ang/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*