Ekonom Bank Singapura: Rupiah di Rp 13.400/US$ Masih Oke

Jakarta -Wellian Wiranto, Ekonom Bank OCBC (Singapura), menilai sebenarnya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa saja membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Namun, hal itu perlu pengorbanan besar.

Menurut Wellian, pertumbuhan ekonomi yang tahun ini ditargetkan mencapai 5,7% menjadi salah satu penyebab pelemahan rupiah. Target yang cukup ambisius di tengah perlambatan ekonomi dunia ini tentu membuat impor Indonesia naik. Pasalnya, Indonesia masih mengimpor berbagai bahan baku maupun barang modal untuk industri atau pembangunan infrastruktur.

Ketika impor naik, lanjut Wellian, maka defisit neraca perdagangan dan kemudian transaksi berjalan (current account).

“Seperti pada beberapa tahun lalu saat pertumbuhan ekonomi kita di atas 6%. Risikonya defisit current account melebar,” katanya saat berbincang di Mal Kuningan City, Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Oleh karena itu, tambah Wellian, ini menjadi hal yang dilematis bagi pemerintahan Jokowi. Belum setahun, pemerintahan ini sudah dihadapkan pada keputusan yang sulit. Pilih pertumbuhan ekonomi melambat tapi rupiah kinclong, atau ekonomi melaju kencang meski rupiah agak ‘jeblok’.

Willian menilai pemerintahan Jokowi cenderung memilih yang kedua. Menurutnya, ini pilihan yang tepat mengingat Indonesia butuh pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan berbagai infrastruktur.

“Kenapa saya bilang membangun infrastruktur lebih bagus karena bangun sekarang atau 5 tahun lagi itu sama saja. Kita juga belum tahu ekonomi global akan lebih baik dari sekarang,” paparnya.

Ke depan, Wellian memperkirakan rupiah kemungkinan masih bisa melemah lagi. Namun, dia menganggap pelemahan rupiah sampai ke Rp 13.400/US$ masih cukup wajar karena Indonesia berkepentingan mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai target.

“Setiap pilihan ada risikonya. Saya rasa rupiah di Rp 13.400/US$ pun sebenarnya masih oke,” tegas Wellian.

(mkl/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*