Dunia Harus Selamatkan Ekonomi Ukraina

Akibat mengalami konflik, ekonomi Ukraina terus mengalami keterpurukan. Terkait dengan hal ini, Menteri Keuangan AS, Jacob Lew mendesak negara-negara lain untuk berkontribusi lebih untuk menyelamatkan ekonomi Ukraina.

Menteri keuangan tersebut beranggapan IMF juga harus menyiapkan kebutuhan pembiayaan yang cukup besar bagi Ukraina. Dengan begitu, AS dan sejumlah negara lain harus menambahkan biaya sebanyak USD 1 miliar sebagai jaminan pinjaman. 

Karenanya AS mendesak masyarakat internasional, bank-bank pembangunan multilateral dan bilateral untuk mengambil langkah yang mendukung program IMF dengan memberikan dukungan pembiayaan, mengingat kebutuhan pembiayaan terhadap Ukraina cukup besar.

Seruan ini datang setelah perdana menteri interim Ukraina, Arseniy Yatsenyuk menawarkan kelompok pro-Rusia kekuasaan lebih di wilayah timur Ukraina.

Di lain pihak, pemerintah AS mengumumkan pemberian sanksi putaran ketiga terhadap individu yang dianggap bersalah terkait dengan aneksasi Rusia dari Crimea.

Departemen Keuangan AS mengatakan telah membekukan aset milik seorang mantan pejabat Ukraina, sebuah perusahaan energi yang berbasis di Crimea, dan enam pemimpin Krimea, termasuk ketua komisi pemilihan Crimea dan walikota Sevastopol.

Sebagai informasi, sebelumnya IMF mengumumkan memberikan paket penyelamatan moneter bernilai USD 18 miliar bulan lalu dalam upaya untuk membantu perekonomian Ukraina. Jumlah itu masih ditambah oleh paket pinjaman sebesar USD 27 milyar dari negara Eropa dan Amerika Serikat.

Sebagai bagian dari kesepakatan pinjaman ini, IMF menuntut Ukraina melakukan pengetatan pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak. IMF juga meminta Ukraina untuk menindak para tersangka korupsi dan mengakhiri dukungan bank sentralnya terhadap mata uang Ukraina.

Saat ini, Ukraina sedang masalah besar akibat oleh keputusan Rusia yang menghentikan penyediaan gas alam bersubsidi kepada mereka. Diskonto yang telah disepakati antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina sebelumnya Viktor Yanukovych, menyebutkan Rusia juga mengatakan akan membeli obligasi milik pemerintah Ukraina sebanyak USD 15 milyar.

Protes anggota separatis di kota-kota Ukraina timur ini terjadi setelah aneksasi Rusia dari Crimea bulan lalu. Apa yang dilakukan Rusia ini banyak digambarkan sebagai konfrontasi politik terbesar di Eropa sejak akhir Perang Dingin.

Pemerintah baru Ukraina mengatakan negaranya memerlukan dana sebesar USD 35 miliar untuk membayar tagihan utang selama dua tahun ke depan. Tercatat, Ukraina belum melunasi utang kepada perusahaan gas Rusia, Gazprom sebesar USD 2,2 miliar meskipun sudah melewati tenggat waktu pembayaran utang.

Komisioner Energi Eropa, Guenther Oettinger mengatakan, ia dan pihaknya sedang membuat rencana untuk membantu Ukraina agar bisa membayar tagihan gas untuk memastikan utangnya agar tidak semakin naik. Di samping itu, Presiden Putin menjamin kalau negaranya tidak akan memotong pasokan gas kepada Uni Eropa.

Sebelumnya, Rusia sudah pernah menghentikan pasokan gas kepada Ukraina pada tahun 2006 dan 2009. Meskipun begitu, penghentian itu tidak terjadi dalam waktu lama, sebab Rusia sudah dapat mengganti pemasukannya dari pendapatan para pelanggan dari negara Uni Eropa.

 

Rizki Abadi/Journalist/VM/VBN-BBC
Editor : Jul Allens
image : VOANews


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*