Dollar kuat, komoditi turun, Wall Street sideways

NEW YORK. Bursa AS gagal menambahkan poin rebound dari penurunan mingguan terburuk sejak Agustus pada Selasa (17/11).

Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor’s 500 turun 0,1%. Padahal, pada Senin, indeks berhasil reli hingga 1,5%.

Meski demikian, indeks Dow Jones berhasil menutup transaksi di zona hijau dengan kenaikan 0,04% menjadi 17.489,50. Sedangkan indeks Nasdaq naik 0,03% menjadi 4.986,02.

Sektor energi menyumbang poin paling besar pada penurunan indeks, yakni 1,2%. Penurunan sektor ini sejalan dengan kondisi pasar minyak dunia di mana harga si emas hitam anjlok menuju level US$ 40 per barel di New York. Sedangkan sektor utilities tertekan 1,9%.

Di sisi lain, posisi dollar AS menguat ke level tertingginya dalam enam bulan terakhir versus euro. Penyebabnya, data inflasi AS yang cukup kuat mendongkrak spekulasi perekonomian AS akan mampu bertahan dengan baik saat suku bunga acuan dinaikkan.

“Pasar mulai menurun setelah mengalami hari yang positif kemarin. Saham-saham energi menyeret penurunan indeks. Harga minyak masih menekan ke level bottom dan ada harapan level tersebut adalah US$ 40. Namun bisa jadi lebih rendah lagi,” jelas Alan Gayle, senior strategist RidgeWorth Investments yang berbasis di Atlanta.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*