Dollar AS tumbang

JAKARTA. Perlahan namun pasti, penguatan dollar AS mulai terhenti. Mata uang Negeri Paman Sam ini tumbang terhadap sebagian besar mata uang utama dunia.

Mengutip Bloomberg, Kamis (26/3) pukul 17.45, pasangan EUR/USD naik 0,46% dibanding ahri sebelumnya menjadi 1,1021. Pasangan GBP/USD naik 0,38% menjadi 1,4937. Sementara pasangan pasangan USD/JPY turun 0,72% menjadi 118,6300.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, pasangan EUR/USD mulai menunjukkan rally dalam enam hari terakhir. Menurutnya, penguatan EUR/USD disebabkan oleh posisi euro yang sudah melemah cukup panjang terhadap dollar AS.

Selain itu, penguatan EUR/USD juga didukung oleh kontrasnya data ekonomi antara Zona Eropa dengan Amerika Serikat (AS), pada Rabu (25/3) malam.

Untuk diketahui, sentimen bisnis Jerman bulan Maret menunjukkan angka 107,9. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 107,4. Sementara tingkat kepercayaan konsumen Jerman bulan Maret juga membukukan angka positif 10. Angka ini melampaui ekspektasi sebesar 9,8. Namun, di lain pihak, data AS cenderung mengecewakan. Data pesanan barang tahan lama (durable goods order) bulan Februari tak diduga meleset minus 1,4%. Angka ini lebih rendah dari estimasi sebesar 0,3%.

“Untuk jangka pendek, EUR/USD masih berpeluang menguat. Dollar melemah sejak pernyataan dovish Janet Yellen pada FOMC tanggal 19 Maret lalu,” jelas Ariston.

Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures mengungkapkan, pasangan GBP/USD juga tengah bergerak menguat. Penguatan ini tak lepas dari data penjualan ritel Inggris bulan Februari yang mencetak pertumbuhan 0,7%. Angka ini lebih tinggi dari konsensus sebesar 0,4%.

Di sisi lain, pelaku pasar masih wait and see data klaim pengangguran mingguan AS. Berdasarkan prediksi, klaim pengangguran mingguan AS sebesar 291 ribu orang. Angka ini tak berubah dibandingkan periode sebelumnya.

“Jika klaim pengangguran AS sesuai dengan prediksi, artinya positif bagi dollar AS. Pelaku pasar mengartikan positif apabila tidak ada penambahan klaim pengangguran,” terang Suluh.

Alwy Assegaf, analis PT SoeGee Futures menuturkan, pasangan USD/JPY sedang bergerak melemah. Kondisi ini ditengarai oleh semakin kecilnya kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Federal Reserve). Padahal, awalnya, kenaikan suku bunga digadang-gadang terjadi pada bulan Juni 2015.

Adapun hal lain yang melukai dollar AS adalah pernyataan pejabat The Fed bagian Chicago, Charles Evans yang mengungkapkan kekhawatirannya atas apresiasi dollar AS. Menurutnya, hal ini dapat menahan laju inflasi.

“Dollar mengakhiri level tertingginya selama 12 tahun terhadap sejumlah mata uang, termasuk yen,” imbuh Alwy.

Sebagai catatan, Kamis (26/3) pukul 17.45, indeks dollar bergerak di level 96,54. Indeks dollar turun 0,56% dibanding hari sebelumnya.

Editor: Yudho Winarto


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*