Dolar turun setelah angka penjualan ritel AS lemah

New York (ANTARA News) – Kurs dolar AS menghentikan penguatannya terhadap sebagian besar mata uang utama pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah angka penjualan ritel di negara itu keluar negatif.

Penjualan perdagangan ritel untuk Februari turun 0,6 persen dari Januari, gagal memenuhi ekspektasi pasar untuk kenaikan 0,3 persen, kata Departemen Perdagangan AS pada Kamis, lapor Xinhua.

Sebuah penurunan mengejutkan dalam penjualan ritel mengurangi kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya pada pertengahan tahun.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,65 persen menjadi 99,142 pada akhir perdagangan.

Para pejabat Fed akan berkumpul pada minggu depan dalam sebuah pertemuan kebijakan, di mana mereka diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang waktu kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade.

Sementara itu, dalam pekan yang berakhir 7 Maret, angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal AS disesuaikan secara musiman turun 36.000 menjadi 289.000, dari tingkat revisi pekan sebelumnya, kata Departemen Tenaga Kerja AS, Kamis.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0603 dolar dari 1,0535 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,4854 dolar dari 1,4934 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,7685 dolar dari 0,7578 dolar.

Dolar AS dibeli 121,36 yen Jepang, lebih rendah dari 121,51 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun tipis ke 1,0058 franc Swiss dari 1,0102 franc Swiss, dan merosot ke 1,2710 dolar Kanada dari 1,2762 dolar Kanada.

(T.A026)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*