Dolar Terlalu Kuat Bisa Picu Krisis

Jakarta -Nilai dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap mata uang sejumlah negara. Ini bisa menjadi peringatan pertama bagi potensi munculnya krisis mata uang di negara berkembang.

Mata uang Brasil, real, pada Senin awal pekan ini menyentuh level terendahnya dalam 12 tahun terhadap dolar AS. Mata uang di negara-negara Asia Tenggara juga tengah terjungkal ke titik terparahnya sejak krisis moneter di 1998 lalu. Kondisi ini juga dialami oleh rupiah.

Kemudian, mata uang di Meksiko dan Afrika Selatan juga menyentuh level terendahnya terhadap dolar. Demikian data Capital Economics, yang dilansir dari CNN, Jumat (31/7/2015).

Bila dilihat dari sejarahnya, penguatan dolar AS yang terlalu tinggi pernah memicu krisis ekonomi sejumlah negara. Di 1980-an, penguatan dolar AS menimbulkan krisis utang di Amerika Latin. Lalu 15 tahun kemudian, penguatan dolar AS menimbulkan krisis moneter di Asia Tenggara.

Krisis mata uang bisa menjadi hantaman untuk ekonomi dunia, termasuk AS. Dunia saat ini sudah lebih terintegrasi perekonomiannya dibandingkan dengan kondisi di 1980 dan 1990 lalu.

Tak hanya dolar, kejatuhan pasar saham China juga bisa menjadi awal masalah bagi negara berkembang.

“Kondisi di China menjadi tekanan dari dimensi baru, yang bisa menimbulkan guncangan kepada negara berkembang,” demikian disampaikan Andrew Karolyi, Profesor dari Cornell’s Johnson Graduate School of Management.Next

(dnl/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*