Dolar Tembus Rp 12.000, Ekonom Ini Sebut Faktor Politik Jadi Penyebab Utama

Jakarta -Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Dikutip dari Reuters, dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 12.045. Sementara data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) tercatat dolar sebesar Rp 12.027. Apa penyebabnya?

Menurut Agustinus Prasetyantoko, pengamat ekonomi Universitas Atma Jaya Jakarta, ada sejumlah faktor yang menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah. Namun, dia menyebut penyebab utamanya adalah faktor politik.

“Di politik sedang ada ketidakpastian yang cukup tinggi. Ini men-drive investor menahan diri untuk masuk ke Indonesia sehingga rupiah melemah,” kata pria yang akrab disapa Pras ini kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (25/6/2014).

Saat ini, lanjut Pras, berbagai survei menyebutkan jarak elektabilitas antara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan Joko Widodo-Jusuf Kalla semakin sempit. Misalnya survei terbaru dari Political Communications menyatakan Prabowo memiliki tingkat elektabilitas 43,3% sedangkan Jokowi 46,4%. Survei dilakukan pada periode 16-20 Juni 2014.

“Perkembangan ini menjadi indikasi bahwa nantinya peralihan kekuasaan tidak semulus yang dibayangkan. Margin suara pada pilpres 9 Juli mendatang mungkin akan tipis saja,” kata Pras.

Dengan selisih suara yang tipis, tambah Pras, bisa terjadi 2 kemungkinan. Pertama adalah bisa terjadi manipulasi, dan kedua potensi perselisihan (dispute) semakin tinggi.

“Kalau dispute ini panjang, bisa sampai ke MK (Mahkamah Konstitusi) dan sebagainya. Bahkan risiko paling buruknya, pemerintahan yang sekarang bisa diperpanjang melalui Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang). Jika ini sampai terjadi, Indonesia akan dinilai gagal dalam melaksanakan transisi pemerintahan yang demokratis dan pasti jadi sentimen buruk,” jelas Pras.

Risiko tersebut, menurut Pras, mulai dicermarti oleh pelaku pasar. Akhirnya investor pun menahan diri untuk masuk ke pasar Indonesia.

Ketidakpastian ini, demikian Pras, kemungkinan bisa terjadi sampai pilpres 9 Juli. “Mungkin ada pergerakan sedikit, melemah atau menguat sedikit. Namun sepertinya rupiah masih akan bertahan di level Rp 12.000 per dolar AS sampai 9 Juli,” tuturnya.

(hds/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*