Misalnya yang terlihat di sebuah penukaran uang (money changer) di daerah Sudirman, Jakarta. Di money changer ini, dolar AS dijual 12.880 dan dibeli Rp 13.000.
“Di sini masih stabil-stabil saja. Kalau pun naik mungkin hanya 1-2%,” kata Wahyu, seorang petugas money changer, kepada detikFinance, Jumat (6/3/2015).
Menurut Wahyu, transaksi yang ‘landai’ saja ini disebabkan orang-orang cenderung menahan dolar AS. Pasalnya, bisa jadi dolar AS menguat lebih lanjut.
“Orang-orang masih tahan. Soalnya bisa naik lagi,” ujarnya.
Dalam sehari, transaksi di money changer tempat Wahyu bekerja bernilai US$ 20-30 ribu/hari. Ketika dolar AS menguat pun tidak ada perubahan signifikan.
“Masih hampir sama seperti biasanya. Transaksi masih di bawah US$ 50 ribu, mungkin kalau naik cuma 1-2%,” katanya.
Setelah menembus Rp 13.000, dolar AS hari ini mulai ‘jinak’. Saat penutupan pasar, dolar AS berada di posisi Rp 12.970.
(hds/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
—
Distribusi: finance.detik
Speak Your Mind