Dolar Nyaris Rp 12.700, Menkeu Bambang: Banyak yang Bayar Utang di Akhir Tahun

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahannya. Kini, dolar AS sudah hampir mencapai Rp 12.700.

Seperti dikutip dari Reuters, saat ini dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 12.675. Posisi terkuat dolar AS adalah 12.695. Sementara di RTI, dolar AS ada di Rp 12.660.

Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan (Menkeu), mengatakan pelemahan rupiah disebabkan oleh 2 faktor utama. Pertama adalah penguatan dolar AS secara global dan kedua ada permintaan valas yang tinggi di dalam negeri.

“Kombinasi penguatan dolar AS secara global dan tingginya permintaan valas domestik untuk impor serta bayar bunga utang jelang liburan akhir tahun,” jelas Bambang kepada detikFinance, Senin (15/12/2014).

Kurs rupiah saat ini, lanjut Bambang, memang sudah cukup jauh dibandingkan asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2014 yaitu Rp 11.600/US$. Namun, dia menyebutkan pelaksanaan APBN-P 2014 masih aman.

Dalam pelaksanaan APBN, pelemahan rupiah akan sangat mempengaruhi anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasalnya, Indonesia kini harus mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan domestik. Semakin dolar AS menguat, maka impor BBM akan semakin mahal.

“Harus dihitung rata-rata kurs sepanjang tahun. Defisit anggaran 2,4% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) masih terjaga, dan subsidi BBM akan di bawah pagu karena turunnya harga minyak,” jelas Bambang.

(hds/hen)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*