Dolar Naik di Asia Setelah Beberapa Hari Turun

INILAHCOM, Tokyo – Kurs dolar sedikit menguat terhadap yen dan euro di perdagangan Asia, Jumat (15/5/2015), setelah beberapa hari merugi terkait dengan data AS lemah yang telah menekan harapan kenaikan suku bunga Federal Reserve segera terjadi.

Pada perdagangan sore di Tokyo, greenback naik menjadi 119,53 yen dari 119,19 yen di New York pada Kamis sore, sementara euro melemah menjadi 1,1387 dolar dari 1,1414 dolar.

Mata uang umum juga merosot menjadi 136,08 yen dari 136,16 yen di perdagangan AS, tetapi itu didukung oleh data pertumbuhan ekonomi zona euro yang cerah.

Pada Kamis, indeks harga produsen AS turun 0,4 persen pada bulan lalu, lebih dari menghapus kenaikan pertama Maret sejak Oktober dan turun jauh dari perkiraan untuk kenaikan 0,2 persen. Itu terjadi sehari setelah berita bahwa penjualan ritel memperlihatkan pertumbuhan terlemah tahun-ke-tahun mereka sejak 2009.

Hasil itu mengikuti indikator buruk lainnya baru-baru ini — termasuk pertumbuhan upah yang lemah, sektor manufaktur suam-suam dan pertumbuhan ekonomi lemah — yang telah melemparkan air dingin di tengah harapan bahwa Fed akan segera menaikkan suku bunganya.

“Kami tetap konstruktif pada dolar AS, tetapi menerima dalam jangka pendek tidak tidak ada katalis untuk pemulihan,” kata BNP Paribas dalam sebuah laporan.

Sementara itu, euro telah didukung minggu ini oleh berita ekonomi zona euro yang sesuai harapan dan tumbuh 0,4 persen kuartal-ke-kuartal Januari-Maret, naik dari 0,3 persen dalam tiga bulan sebelumnya.

Namun, pengamat pasar tetap khawatir tentang Yunani yang kekurangan uang dalam pembicaraan alot dengan para kreditor tentang pada perombakan dana talangan (bailout).

Di Tokyo, Gubernur bank sentral Jepang (BoJ) Haruhiko Kuroda, dalam pidatonya pada Jumat melemparkan keraguan tentang kemungkinan ekspansi segera untuk rencana pelonggaran moneter besar BoJ.

Spekulasi telah meningkat bahwa ekonomi lemah termasuk inflasi “hangat” akan memaksa para pembuat kebijakan untuk memperlonggar kebijakan lebih lanjut, dengan data terbaru menunjukkan kepercayaan konsumen tetap lemah pada April.

“Saya tidak berpikir kita perlu pelonggaran tambahan pada saat ini,” kata Kuroda, menambahkan bahwa “tren harga terus membaik dan diharapkan berlanjut”.

Kuroda telah mengakui tantangan mencapai target inflasi 2,0 persen. Jadwal waktu semula melihat target dicapai dalam waktu sekitar dua tahun setelah skema pelonggaran diluncurkan pada April 2013.

Pada Jumat, Kuroda memutar mundur lagi harapan, mengatakan perlu beberapa “kelonggaran” dalam mencapai target, dan ia meminta Tokyo untuk menindaklanjuti janji-janjinya merombak regulasi ekonomi Jepang, yang ia lihat sebagai kunci untuk membantu mendorong perekonomian dan menaikkan harga.

Pada perdagangan lainnya, dolar sedikit berubah terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS merosot menjadi 44,51 peso Filipina dari 44,54 peso pada Kamis, menjadi 13.069,00 rupiah Indonesia dari 13.070,00 rupiah, menjadi 30,44 dolar Taiwan dari 30,54 dolar Taiwan, menjadi 1.086,57 won Korea Selatan dari 1.091,95 won, dan menjadi 63,51 rupee India dari 63,85 rupee.

Greenback naik ke 33,59 baht Thailand dari 33,37 baht dan menjadi 1,3218 dolar Singapura dari 1,3216 dolar Singapura. Dolar Australia jatuh ke 80,56 sen AS dari 81,35 sen AS, sementara yuan Tiongkok naik tipis menjadi 19,23 yen dari 19,20 yen. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*