Dolar Menguat, Indikasi Kenaikan Suku Bunga Segera

shadow

Pasar mencoba bergerak mengantisipasi sikap The Federal Reserve jika mereka akan menaikkan suku bunga pada Desember nanti, mendorong penguatan Dolar AS dan memberikan pukulan bagi Euro bahkan Yen Jepang pula.

FINANCEROLL – Dengan membaiknya peluang untuk menaikkan suku bunga The Fed pada Desember nanti, Dolar AS menguat untuk pertama kalinya atas Euro pada perdagangan Selasa (03/11/2015). Gubernur Bank Sentral AS dijadwalkan akan memberikan pernyataan didepan Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS. Ini merupakan pidato pertama kali yang akan disampaikan olehnya paska pertemuan FOMC pada bulan lalu. Pasar merespon secara agresif, membuat Dolar AS  menghentikan penurunan panjangnya sejak September silam atas Euro.

Dolar AS juga menguat atas Yen Jepang menyikapi rencana pidato Yellen pada Rabu hari ini waktu setempat. Pasar berkilah bahwa ada kemungkinan para pembuat kebijakan akan melakukan pemandangan mengenai kemungkinan menaikkan suku bunga pada Desember ini. Keyakinan pasar diperkuat dengan jadwal kemunculan wakil gubernur The Fed Stanley Fischer dan Gubernur Bank Sentral AS wilayah New York William C. Dudley yang akan berpidato pada hari yang sama pula. Sementara itu, Dolar Selandia baru mengalami depresiasi, akibat data ekonomi domestik yang menyatakan tingkat upah dan lapangan kerja tidak sesuai dengan harapan awal pasar.

Tidak lain dan bukan, pasar hanya menunggu indikasi-indikasi mengenai kemungkinan naiknya suku bunga dalam waktu dekat ini. Sejumlah angka pada data ekonomi makro AS dan pernyataan-pernyataan yang bersifat agresif dari para eksekutif tersebut akan memperkuat laju kenaikan dolar AS saat ini.

Hingga penutupan perdagangan Selasa (03/11/2015) Dolar AS menguat 0,5% atas Euro. Pada perdagangan EURUSD, diperdagangkan pada kisaran $1,0964 sementara terhadap Yen Jepang naik 0,3% ke posisi 121.07. Kiwi, diperdagangkan turun 1,2% ke 66,64 Sen AS.

Para eksekutif tersebut, Yellen, Fischer dan Dudley akan berpidato yang pertama kali sejak pertemuan terakhir mereka pada 27-28 Oktober kemarin,  pada hari ini. Pihak bank sentral AS sebelumnya memang telah menggaris bawahi bahwa mereka akan memantau kondisi perekonomian internasional dan perkembangan keuangan terkini, selain melihat kondisi ekonomi nasional As sendiri. Dalam pernyataan paska pertemuan tersebut para pejabat bank sentral itu tetap akan mempertimbangkan kemungkinan melakukan kenaikan suku bunga sewajarnya pada pertemuan yang akan datang.

Atas sikap yang demikian ini, memberikan keyakinan bagi para pialang bahwa 50%, The FED akan menaikkan suku bunga pada Desember ini. Diyakini kenaikan suku bunga ini akan berada di sekitar 0,375 %, dibandingkan saat ini yang mendekati nol persen hingga 0,25%.

Pagi ini, Kiwi menurun setelah data ekonomi nasional mereka menunjukkan angka pekerja yang secara mengejutkan mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir ini. Disaat yang sama, tingkat upah mengalami perkembangan yang tidak sesuai dengan harapan awal.

Sebelumnya, Dolar AS tertekan akibat data ekonomi yang kurang menyenangkan, disebabkan oleh angka inflasi dan tingkat belanja AS yang mengkhawatirkan bagi pasar. Hal ini menurunkan keyakinan bagi proses kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Data ekonomi yang dirilis oleh Departemen perdagangan AS menunjukkan indek harga yang terkait dengan daya beli konsumen untuk bulan September mengalami penurunan. Ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak bulan Januari. Sejak 2012, The FED telah mentargetkan inflasi bisa tercapai sebesar 2%, disaat indek sentimen konsumen AS naik namun masih kurang dari harapan awal.

Tentu saja hal ini mengecewakan dan memberikan tekanan bagi Dolar AS dan saat ini akan menjadi momentum bagi Dolar AS untuk berbalik arah. Bagimana tidak, disaat Dolar akan mendapat angin buritan dari kenaikan suku bunga yang akan terjadi, Euro semakin berat dengan indikasi pihak European Central Bank (ECB) akan memperlonggar kebijakan moneternya.

Dorongan penguatan Dolar AS juga muncul dari langkah antisipasi pelaku pasar untuk menyeimbangkan portofolio mereka di akhir bulan kemarin dan akhir tahun ini. Dalam jangka pendek posisi Dolar AS adalah netral dan berpotensi konsolidasi. Dalam jangka panjang, tentu saja Dolar AS akan menguat. Divergensi kebijakan moneter antara bank sentral AS dengan bank-bank sentral besar lainnya akan memberikan dorongan penguatan Dolar AS secara relatif.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*