Dolar melemah terhadap mata uang utama setelah naik tajam

New York (ANTARA News) – Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah melonjak ke tingkat tertinggi empat bulan di sesi sebelumnya.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, menyentuh posisi tertinggi dalam hampir empat bulan di 98,334 pada Jumat (7/8) karena data ketenagakerjaan AS yang kuat mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga pada September, lapor Xinhua.

Indeks dolar turun 0,38 persen menjadi 97,194 pada perdagangan sore Senin, akibat beberapa komentar “dovish” oleh Wakil Ketua Federal Reserve Stanley Fischer.

Fischer mengatakan pada Senin bahwa inflasi AS rendah, sementara sebagian besar tertahan oleh faktor-faktor temporer, masih menjadi kekhawatiran ketika Fed sedang mempertimbangkan kenaikan tingkat suku bunga.

Para analis mengatakan kata-kata Fischer melemparkan beberapa keraguan tentang apakah bank sentral akan menaikkan suku bunganya pada bulan depan.

Sementara itu, investor sedang menunggu data penjualan ritel yang dipantau cermat yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan pandangan lebih komprehensif dari pemulihan ekonomi AS.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0921 dolar dari 1,0972 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5601 dolar dari 1,5492 di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7410 dolar dari 0 7407 dolar.

Dolar AS dibeli 124,61 yen Jepang, lebih tinggi dari 124,17 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS datar di 0,9836 franc Swiss, dan sedikit menurun menjadi 1,3001 dolar Kanada dari 1,3134 dolar Kanada.

(T.A026)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*