Dolar melemah karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS berkurang

New York (ANTARA News) – Kurs dolar AS jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor menurunkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga pada September setelah rilis data ekonomi dari Tiongkok lemah.

Indeks Pembelian Manager (PMI) umum Caixin Tiongkok mundur ke 47,1 pada Agustus dari 47,8 pada Juli, tingkat terendah sejak Maret 2009, lapor Xinhua.

Para analis mengatakan data Tiongkok yang lemah menambahkan kemerosotan pada harga komoditas, meningkatkan ketidakpastian tentang waktu Federal Reserve menaikkan suku bunganya.

Mereka mencatat bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan dan konsumen, menyebabkan kerusakan pada pertumbuhan ekonomi global.

Dolar AS lebih lanjut di bawah tekanan karena data ekonomi negara itu keluar negatif. Perusahaan data keuangan Markit melaporkan Jumat bahwa manufaktur AS menunjukkan kehilangan momentum baru selama Agustus.

PMI manufaktur AS disesuaikan secara musiman dari Markit merosot dari 53,8 pada Juli menjadi 52,9 pada Agustus, gagal memenuhi konsensus pasar 54,2. Angka tetap di atas ambang batas netral 50,0, tetapi tercatat sebagai terendah sejak Oktober 2013.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 1,04 persen menjadi 94,981 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,1359 dolar dari 1,1193 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5703 dolar dari 1,5672 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia beringsut turun menjadi 0,7329 dolar dari 0,7337 dolar.

Dolar AS dibeli 122,06 yen Jepang, lebih rendah dari 123,48 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS menukik ke 0,9486 franc Swiss dari 0,9619 franc Swiss, dan melonjak ke 1,3170 dolar Kanada dari 1,3097 dolar Kanada.

(T.A026)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*