Dolar Melambung Jelang Pertemuan The Fed

Bengkel Perawatan dan Inovasi Kereta Balaiyasa, Jakarta, 12 Maret 2015. Dalam Peraturan Menhub No 17 tahun 2015, ada 4 faktor kenaikan tarif kereta, yaitu kenaikan BBM subsidi, perubahan pedoman perhitungan tarif dari Peraturan Menhub No.28 Th.2012 menjadi No.69 Th.2014, perubahan margin dalam perhitungan BOP KA Ekonomi, dan kurs dollar AS terhadap rupiah. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Posisi indeks dolar yang melampaui level 100 membuat rupiah dan sebagian mata uang regional kembali melemah terhadap dolar Amerika.

Hingga pukul 12.00 WIB, rupiah melorot 37 poin (0,28 persen) ke level 13.242 per dolar. Kemudian won turun 0,55 persen ke level 1.134,78 per dolar, sementara ringgit jatuh 0,60 persen pada level 3,7075 per dolar.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan kenaikan tajam indeks dolar mengkonfirmasi spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed rate) dalam pertemuan The Fed tengah pekan ini.

Petunjuk lebih lanjut mengenai waktu kenaikan Fed rate masih terus ditunggu, sehingga menyebabkan sebagian investor menjadikan dolar sebagai safe haven. “Menjelang Fed Meeting, ekspektasi kenaikan Fed rate menjadi penopang utama penguatan dolar,” tutur Rangga dalam riset hariannya.

Neraca perdagangan Februari, yang baru diumumkan surplus sebesar US$ 740 juta, ternyata juga tak banyak membantu posisi rupiah. Rangga menyatakan hal itu membuktikan sentimen penguatan dolar masih dominan mempengaruhi pergerakan rupiah. “Mata uang greenback merupakan mata uang yang paling diminati saat ini,” ujar Rangga.

Selain pertemuan The Fed, pelaku pasar juga masih menunggu hasil rapat menteri-menteri ekonomi terkait dengan stabilitas nilai tukar dan pertemuan direksi Bank Indonesia pekan ini.

MEGEL JEKSON


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*