Dolar Masih Dalam Tekanan, Rupiah Diperkirakan Menguat

Financeroll – Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, pada Rabu (26/2) diprediksi menguat seiring tren pelemahan dolar AS.  Kurs rupiah sudah mendekati level psikologis 11.500 per dolar AS. Karena itu, setiap kali rupiah menembus kisaran Rp 11.500, mata uang RI ini selalu kembali melemah.

Ini menunjukkan bahwa pasar belum mau masuk terlalu dalam saat rupiah di kisaran tersebut. Meski begitu, rupiah masih berpotensi menguat.  Rabu ini, rupiah kemungkinan bergerak dalam kisaran Rp 11.520 hingga Rp 11.700 per dolar AS.  Awal pekan depan, lebih jauh Ariston menjelaskan, akan dirilis data inflasi, neraca perdagangan, dan pertumbuhan ekspor-impor Indonesia pada 3 Maret 2014.  Tapi, pasar belum memproyeksikan berapa angkanya.

Pasar masih akan fokus pada agenda penting di AS yang ditunggu yaitu testimoni Gubernur The Fed Janet Yellen di hadapan Senat AS besok malam.  Lalu, akhir pekan ini juga akan dirilis data pertumbhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS.  Data ini sangat penting bagi pasar karena merupakan pembacaan pertama untuk kuartal IV-2013.

Angkanya sudah diproyeksikan melemah ke 2,5% dari kuartal sebelumnya 3,2%.  Jika angkanya sesuai prediksi bakal jadi tekanan negatif bagi dolar AS.  Untuk saat ini, tren dolar AS melemah terutama terhadap mata uang emerging market sehingga rupiah masih bisa melaju positif.  Negatifnya ekonomi AS karena negara adidaya itu masih dilanda musim dingin yang ekstrem pada kuartal IV-2013.

Musim dingin tersebut masih berlangsung. Mungkin jelang akhir Maret 2014 baru mulai mereda. Karena aktivitas ekonomi AS terganggu, laju pertumbuhan juga terganggu.  Ini kelihatan dari non-farm payrolls AS yang jatuh.  Untuk diketahui, kurs rupiah terhadap dolar AS  di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (25/2) ditutup melemah 20 poin (0,17%) ke posisi Rp 11.660-11.675. [geng]