Dolar Kembali Menguat, Darmin Nasution: Namanya Pasar, Jangan Diambil Hati

Jakarta -Rupiah sempat menguat drastis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat derasnya arus modal ke dalam negeri, bahkan sampai ke level Rp 12.900. Sekarang, justru dolar berbalik menguat terhadap rupiah hingga menyentuh level Rp 13.300.

Pergerakan ini sepertinya terjadi cukup signifikan. Padahal pemicu gejolak di pasar keuangan tampak tidak terlalu signifikan.

“Sekarang yang namanya pasar jangan terlalu diambil hati,” ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/3/2016).

Darmin menjelaskan, melemah atau menguatnya nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada eksternal dan internal. Untuk eksternal, besar pengaruhnya dari persepsi investor.

Misalnya, kata Darmin soal persepsi investor terhadap kebijakan moneter negara-negara maju, seperti Jepang, Eropa hingga AS. Termasuk juga perkembangan China sebagai salah satu penggerak ekonomi terbesar dunia.

“Bisa juga termasuk prediksi market terhadap apa yang mau dilakukan negara besar. Seperti AS, Eropa dan sebagainya. Tetapi kadang-kadang bisa juga karena kejadian khusus,” terangnya.

Dikarenakan persepsi, tentunya ada yang benar-benar terealisasi, diundur atau bahkan dibatalkan.

“Itu namanya pasar kadang-kadang ada hysteria pasar, ya kalau dia sudah nggak tau, ya mulai nebak-nebak, lihat kiri kanan. Namanya juga pasar, jangan selalu pikir dia sudah benar,” papar Darmin.

“Tetapi pemerintah harus selalu mengantisipasi pergerakan pasar, kenapa kok kurs melemah, ya lihat saja dunia melemah nggak terhadap dolar AS. Kalau melemah juga, berarti mengikuti irama,” tambahnya.

(mkl/hns)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*