Dolar Hantam Emas, Rig Bantu Minyak Mentah

shadow

Financeroll – Emas jatuh ke level terendah dalam hampir tiga bulan pada hari Jumat. Penurunan tajam dipicu oleh data Nonfarm Payrolls yang kuat hingga mendorong optimisme bagi kesehatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan mendukung prospek kenaikan suku bunga AS tahun ini. Di divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas berjangka untuk pengiriman Agustus mencapai level terendah $1.162,10, level yang tidak terlihat sejak 19 Maret sebelum ditutup di $1.168,10 pada penutupan perdagangan sesi tersebut, turun $7,10 atau 0,6%. Kemungkinan harga emas besar akan mendapatkan support di $1.159,70, level terendah sesi 19 Maret, dan resistance pada $1.186,60, level tertinggi sesi 4 Juni.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa ekonomi AS menambahkan 280.000 pekerjaan pada bulan Mei, terbesar sejak Desember dan jauh lebih banyak daripada 225.000, angka yang diperkirakan oleh para ekonom. Tingkat pengangguran naik 5,5% bulan lalu dari 5,4% pada bulan April, sementara penghasilan per jam rata-rata naik 0,3%, di atas ekspektasi untuk kenaikan 0,2%. Data pekerjaan yang kuat menambah pandangan bullish bahwa ekonomi AS mendapatkan kembali kekuatannya setelah melemah pada kuartal pertama, menimbulkan spekulasi bahwa Federal Reserve bisa menaikkan suku bunga pada awal September. Ekspektasi suku bunga pinjaman yang lebih tinggi bisa berdampak bearish untuk emas karena logam mulia harus berjuang untuk bersaing dengan aset yield-bearing ketika suku bunga meningkat.

Sementara itu minyak mentah berjangka rebound dari kerugian sebelumnya, menghasilkan peningkatan tajam pada hari Jumat, setelah data menunjukkan bahwa jumlah rig pengeboran minyak di AS turun lagi pada pekan sebelumnya. Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah untuk pengiriman Juli melonjak $1,13, atau 1,95%, mengakhiri sesi pekan lalu di $59,13 per barel. Harga minyak di NYMEX turun ke $56,83 pada hari sebelumnya, level terendah sejak 28 Mei Untuk minggu ini, minyak berjangka New York diperdagangkan turun $1,16, atau 1,94%.

Para pelaku pasar terus memperhatikan jumlah rig yang menyusut dalam beberapa bulan terakhir yang menjadi indikasi berkurangnya pasokan minyak mentah yang mengalir ke pasar global. Administrasi Informasi Energi AS mengatakan pada Rabu lalu bahwa persediaan minyak mentah turun 1,9 juta barel pekan lalu menjadi 477,4 juta barel, penurunan mingguan kelima berturut-turut.

Di tempat lain, di ICE Futures Exchange di London, Brent untuk pengiriman Juli mencapai level terendah harian pada $60,94, level yang tidak terlihat sejak 15 April sebelum berbalik naik hingga ditutup pada $63,31, naik $1,28, atau 2,06%. Meskipun naik, Brent berjangka turun $2,28, atau 3,43%, pada minggu lalu. Sementara itu, selisih antara Brent dan WTI mencapai $4,18 per barel pada penutupan perdagangan sesi Jumat, dibandingkan dengan $5,26 pada pekan sebelumnya.

Organisasi Pengekspor Minyak pada hari Jumat memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksi pada 30 juta barel per hari selama setidaknya enam bulan ke depan, meskipun kekhawatiran atas pasokan global masih besar. Harga minyak turun tajam sebelumnya karena dolar AS melonjak setelah laporan pekerjaan yang optimis meningkatkan harapan untuk kenaikan suku bunga pada musim gugur tahun ini.

Pada minggu ini investor akan fokus pada laporan penjualan ritel AS untuk bulan Mei, serta data sentimen konsumen di sesi Jumat, untuk dijadikan indikasi baru pada kekuatan ekonomi dan waktu kenaikan suku bunga AS. (Tata Suharta – Financeroll)

Untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*