Dolar di Asia Tertekan Pernyataan The Fed

INILAHCOM, Tokyo – Kurs dolar berjuang untuk pulih di perdagangan Asia pada Kamis (19/3/2015), setelah merosot tertekan komentar Federal Reserve AS yang mendinginkan ekspektasi kenaikan suku bunga awal musim panas.

Di Tokyo, greenback sempat turun di bawah 120 yen sebelum naik tipis menjadi 120,58 yen di sore hari, tetapi masih turun jauh dari tingkat 121,35 yen di Tokyo sebelum pengumuman bank sentral AS.

Euro berpindah tangan pada 1,0768 dolar dan 129,85 yen, turun dari 1,0871 dolar dan 130,54 yen di New York, tetapi masih jauh di atas 1,0595 dolar dan 128,57 yen di Asia pada Rabu.

Bank sentral AS membuka pintu untuk kenaikan suku bunga dari nol persen bertahun-tahun, sementara juga menurunkan proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi dan inflasi serta menekankan pihaknya tetap akan berhati-hati sebelum membuat suatu langkah.

“Ini adil untuk mengatakan bahwa kita sekarang memiliki keraguan agak kuat bahwa kenaikan suku bunga Fed akan dimulai pada awal Juni,” kata National Australia Bank.

Setelah pertemuan dua hari, The Fed pada Rabu mengeluarkan pernyataan yang menghapus janji untuk tetap “bersabar” tentang peningkatan suku bunga, mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertengahan tahun.

Namun Ketua Fed Janet Yellen menegaskan prospek pertumbuhan lebih redup dari tiga bulan lalu, meskipun terjadi peningkatan yang kuat dalam penciptaan lapangan kerja. Dia mencatat pengeluaran konsumen telah merosot, inflasi telah menurun, upah datar, dan dolar yang lebih kuat telah merugikan ekspor AS.

Komite kebijakan menurunkan prospek suku bunga menjadi 0,5-0,75 persen untuk akhir tahun ini dari sebelumnya 1,0 persen, sementara juga mengurangi perkiraannya untuk 2016 menjadi 1,75-2,5 persen dari 2,5 persen.

“Hanya karena kami menghapus kata bersabar dari pernyataan tidak berarti kami akan menjadi tidak sabar,” Yellen mengatakan kepada wartawan.

Pasar telah berfokus pada waktu Fed untuk menaikkan suku bunga — sebuah nilai tambah untuk dolar — dengan komentar Yellen memberikan banyak bantuan yang sangat dibutuhkan untuk euro, yang telah terpukul oleh program stimulus baru Bank Sentral Eropa (ECB).

Sementara beberapa analis mematok dolar untuk jatuh lebih jauh, kebijakan moneter longgar di ekonomi-ekonomi utama kemungkinan membendung kerugiannya, kata Sebastien Galy, penyiasat mata uang senior di Societe Generale.

“Dolar akan melanjutkan tren kenaikannya vs G10 dalam beberapa minggu ke depan didorong oleh tekanan suku bunga negatif di tempat lain,” tulisnya dalam sebuah surat elektronik, menurut Bloomberg News.

Dolar juga turun terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS melemah menjadi 44,70 peso Filipina dari 44,72 peso dari Rabu, menjadi 1,3812 dolar Singapura dari 1,3900 dolar Singapura, menjadi 31,43 dolar Taiwan dari 31,54 dolar Taiwan, menjadi 1.117,67 won Korea Selatan dari 1.127,82 won, menjadi 13.037,50 rupiah Indonesia dari 13.181,90 rupiah, menjadi 32,73 baht Thailand dari 32,90 baht, dan menjadi 62,43 rupee India dari 62,68 rupee.

Dolar Australia naik menjadi 77,31 sen AS dari 76,13 sen AS, sedangkan yuan Tiongkok tidak berubah di 19,45 yen.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*