Dolar Dekati Rp 13.000, Ini Komentar Bank Terbesar di ASEAN

Jakarta -Sejak akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS semakin dekat dengan level psikologis Rp 13.000.

Seperti dikutip dari Reuters, Senin (2/3/2015), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka nyaris menyentuh level Rp 13.000/US$, tepatnya di Rp 12.995/US$. Melemah dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu yaitu Rp Rp 12.925/US$.

Momentum ini mengingatkan kita pada kejadian serupa pada akhir 2014. Ketika itu, dolar AS juga ‘mengamuk’ dan sempat nyaris menyentuh kisaran Rp 13.000.

Menurut riset DBS, bank terbesar di Asia Tenggara, bulan ini dolar AS berpotensi menguat terhadap mata uang negara-negara lain. Ini yang menjadi faktor utama pelemahan rupiah.

“Maret adalah bulan yang penting, di mana dolar AS kemungkinan kembali menguat. Pernyataan Janet Yellen (Gubernur The Federal Reserves/The Fed, bank sentral AS) mengindikasikan kenaikan suku bunga akan terjadi lebih cepat, bukan lebih lambat,” sebut ristet DBS.

Pada 18 Maret mendatang, Federal Open Market Committee (FOMC) akan melakukan pertemuan. Pelaku pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga pada Juni masih terbuka.

Di sisi lain, stimulus di Jepang dan Eropa menyebabkan mata uang yen dan euro melemah karena membanjirnya likuiditas. Ditambah dengan yuan/reminbi yang juga melemah seiring melambatnya perekonomian China, dolar AS seakan tanpa lawan sepadan.

“Pemerintah China juga punya kepentingan ‘melemahkan’ yuan, untuk kepentingan ekspor. Saat ini, nilai tukar yuan melemah 0,4% dibandingkan tahun lalu,” tulis riset DBS.

(hds/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*