Dolar Bisa ke Bawah Rp 12.000 Bila Menteri Ekonomi Jokowi Diisi Non Partisan

Jakarta -Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah. Setelah sempat menembus kisaran Rp 11.900, dolar AS kembali menyentuh level Rp 12.000.

Penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi sejak akhir pekan lalu pun terhenti. Sebelumnya, penguatan rupiah dimotori oleh sentimen politik yang positif.

Jumat lalu, rupiah menguat setelah ada pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan pimpinan Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto. Pertemuan ini menghilangkan kekhawatiran bahwa kubu oposisi akan berupaya menjegal pemerintahan Jokowi.

Sementara Senin dan Selasa pekan ini, penguatan rupiah didorong oleh euforia pelantikan Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Pelaku pasar optimistis terhadap prospek pemerintahan di bawah pimpinan duet ini. Dolar AS pun melemah di kisaran Rp 11.900.

Namun hari ini, Rabu (22/10/2014), laju penguatan rupiah terhenti. Euforia atas pelantikan Jokowi-JK sudah selesai, dan investor kembali melihat fundamental ekonomi Indonesia.

Berdasarkan data Reuters, dolar AS kembali menembus kisaran Rp 12.000. Saat ini, dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 12.025. Posisi terkuatnya ada di Rp 12.030 dan terlemah di Rp 12.000.

Meski begitu, masih ada peluang penguatan rupiah jika Jokowi mengumumkan komposisi kabinet hari ini. Jika kabinet diisi orang-orang yang dinilai ahli di bidangnya, maka akan ada sentimen positif yang membuat rupiah kembali perkasa.

“Ujian pertama bagi Jokowi adalah apakah bisa memberikan posisi kunci di tim ekonomi kabinet kepada ahli yang non partisan. Ini akan diapresiasi oleh pelaku pasar,” sebut riset SucorInvest.

Eric Alexander Sugandi, Ekonom Standard Chartered Bank, berpendapat senada. Ada peluang rupiah menguat kembali ketika Jokowi mengumumkan komposisi kabinet hari ini. Jika kabinet dinilai mumpuni, maka akan membawa sentimen positif baru.

“Rupiah bisa menguat lagi kalau kabinet baru dilihat positif. Tapi kembali lagi, ini sepertinya tidak akan lama karena hanya faktor psikologis. Hari berikutnya bisa saja melemah lagi,” jelas Eric.

(hds/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*