Financeroll – Dolar diperdagangkan menguat terhadap yen dan euro di akhir perdagangan hari Senin karena para pelaku pasar menunggu kesaksian Ketua Bank Sentral AS Janet Yellen sebelum Kongres yang akan dilangsungkan pada hari Selasa ini dan Rabu.
Pasangan mata uang EUR/USD pernah berada di level $1,362 dari sesi sebelumnya di level $1,361 pada Jumat dan euro juga pernah mencapai level ¥138,34 dari sesi sebelumnya berada di level ¥137,90 terhadap yen.
Sementara itu, pasangan mata uang USD/JPY terus meningkat terhadap yen di akhir perdagangan hari Senin, mencapai level ¥101,54 dibandingkan pada sesi sebelumnya di level ¥101,34 pada akhir perdagangan hari Jumat.
Ada kekurangan data, sehingga investor bukannya mengambil isyarat mereka dari ekuitas AS dan imbal hasil obligasi. Hasil panen pulih Senin dari penurunan terbesar mingguan sejak Maret, mendorong dolar lebih tinggi, menurut Boris Schlossberg, direktur managing strategi FX di BK Asset Management.
Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan euro yang menguat akan menjadi resiko bagi ekonomi zona euro selama pernyataan yang dibuat Senin malam.
Berbicara kepada politisi Uni Eropa, Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa Quantitive Easing (QE) jatuh tepat oleh mandat dari bank sentral.
Komentar Draghi datang sebagai dana moneter Internasional, ECB harus mulai untuk terlibat dalam pembelian aset. Untuk meningkatkan kredit untuk ekonomi riil dan untuk membantu sistem keuangan dengan uang tunai, Mario Draghi dalam program terbarunya akan menggelontorkan dana sekitar 700 miliar Euro ($950 milyar).
ECB telah mengidentifikasi pinjaman kepada perusahaan dan rumah tangga sebagai faktor kelemahan utama dalam kawasan Euro. Program TLTRO, merupakan bagian dari paket langkah-langkah yang diumumkan pada bulan Juni, menawarkan sebanyak empat tahun pinjaman dana rendah terikat bank.
Indeks Dollar yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap mata uang utama lainnya naik 0,03% di level 72,86. -DT-
—
Distribusi: Financeroll Indonesia
Speak Your Mind