Dolar Balik Lagi ke Rp 14.000, BI: Negara Tetangga Lebih Lemah

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS kembali melemah ke angka Rp 14.000/US$. Sepanjang tahun 2015 hingga hari ini rupiah telah melemah 12%.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo berpendapat nilai tukar rupiah masih jauh lebih baik daripada mata uang negara tetangga di ASEAN terhadap dolar AS.

“Kondisi mata uang rupiah masih jauh lebih baik dari negara-negara ASEAN. Rupiah terdepresiasi year to date sebesar 12%. Negara-negara tetangga mata uangnya melemah sampai di atas 20%,” kata Agus Martowardojo ditemui di Auditorium Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (10/12/2015).

Agus melihat masih ada kemungkinan China kembali melemahkan mata uangnya sehingga mempengaruhi mata uang negara lain termasuk rupiah. Bank Indonesia berjaga-jaga jika negeri tirai bambu mengambil kebijakan tersebut.

“Hari ini ada devaluasi Yuan lagi. Seperti yang pernah diprediksi sebelumnya. Kita amati juga harga komoditi terus melemah termasuk harga minyak. Proyeksi tersebut akan terus terjadi ke tahun 2016. Perlu kita awasi,” kata Agus Marto.

Menurut Agus, Bank Indonesia saat ini lebih perlu mengamati kebijakan China meskipun mata uang Paman Sam terus menguat. Sebab, mata uang dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang beberapa negara maju.

“Dolar AS saat ini melemah terhadap negara besar. Menguat hanya terhadap negara berkembang seperti Indonesia. Kalau kita ingat ada posisi risk on dan risk off, saat ini posisinya risk off. Terlihat dari kecenderungan dana negara berkembang ke safe haven asset. Kita ingin reform menjadi contoh menjadi negara pilihan investor,” ujar Agus.

Agus melihat beberapa indikator masih ada di zona hijau, misalnya modal perbankan di atas 20% dan rasio kredit masalah di bawah 3%.

Meski terbilang cukup aman, kondisi saat ini bukan tanpa risiko. Tahun 2016 masih ada risiko harga komoditi dan minyak mentah terus turun.

“Super cycle dolar masih akan terus berpengaruh ke negara berkembang. Tahun 2016 optimis perekonomian dunia tumbuh 3,5%. Tetapi kalau terus seperti ini keadaannya, bisa terkoreksi jadi lebih rendah,” katanya.

(hen/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*