Dolar AS Sempat Rp 13.000, Pimpinan DPR: Jangan Sampai Rp 15.000

Jakarta -Kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dan menebus level Rp 13.000/US$. Pimpinan DPR pun angkat suara soal isu ini.

“Tentu kita mengharapkan pemerintah terus mengantisipasi, termasuk Bank Indonesia (BI), untuk mencari jalan keluar. Masalah ini mempengaruhi sektor-sektor yang berkaitan dengan perdagangan, pertanian,” kata Setyo Novanto, Ketua DPR, kala ditemui di gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Jumat (6/3/2015).

Taufik Kurniawan, Wakil Ketua DPR, berharap rupiah tidak melemah lebih dalam. “Jangan sampai lebih dari Rp 15.000, waduh bahaya itu. Bisa shock, jangan sampai terjadi rush,” tegasnya.

Menurut Taufik, pemerintah dan BI sudah menjelaskan soal pelemahan rupiah, yang lebih disebabkan faktor eksternal. Namun, dia menegaskan kewaspadaan tetap harus dijaga.

“Gubernur BI sudah sampaikan. Tapi perlu ada kewaspadaan, jangan sampai ada hal yang bisa munculkan krisis ekonomi baru,” kata Taufik.

Apalagi, tambah Taufik, pelemahan rupiah merupakan salah satu yang terdalam di kawasan. Ini tentu harus menjadi perhatian.

“Yang naik nol koma sekian persen, tapi rupiah minus 4%. Ini yang perlu dicermati,” katanya.

Salah satu upaya agar rupiah bisa lebih stabil, tambah Taufik, adalah pegelolaan utang-utang luar negeri swasta. Utang ini menjadi salah satu penyebab krisis ekonomi 1998.

“Jangan sampai saat eksternal membuat nilai mata uang turun, di Indonesia jangan ditambah lagi kondisi jatuh tempo luar negeri dari pihak swasta. Ini akan memberatkan nilai rupiah lagi,” jelasnya.

Setelah kemarin sempat menembus Rp 13.000, hari ini dolar AS mulai sedikit ‘jinak’. Mengutip data perdagangan Reuters, dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 12.982.

(hds/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*